Book & Movie Review

Review Novel: Perempuan Terluka

Novel Perempuan Terluka merupakan sekuel dari novel Perempuan Suci, karya Qaisra Shahraz, penulis berdarah Pakistan dan berdomisili di Inggris. Novel ini merupakan sebuah karya fiksi bertemakan romansa, namun dipaparkan melalui sudut pandang lain, yakni agama, adat, dan kebudayaan. Jadi tak perlu khawatir isinya akan terlalu melankolis ya teman-teman. Karena ternyata kita tidak akan menemukan terlalu banyak kisah kasih yang berbunga-bunga di dalamnya.

Masih bertempat di sebuah desa pada pinggiran Pakistan, novel ini menceritakan sebuah konflik yang timbul akibat prasangka.

Spesifikasi Buku:

  • Judul asli: Typhoon
  • Diterbitkan tahun 2003
  • Diterbitkan dan diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia oleh Mizan tahun 2007
  • Jumlah halaman: 400 halaman
Novel Perempuan Terluka
Novel Perempuan Terluka (Dokumentasi Pribadi)

Sinopsis

Berawal dari kedatangan seorang wanita kota bernama Naghmana di sebuah desa bernama Chiragpur, di pinggiran Pakistan. Di desa inilah Baba Siraj Din, kakek dari Zarri Bano (tokoh utama pada novel Perempuan Suci) tinggal bersama keluarganya. Sebagai seorang yang sangat berpengaruh, beliau pun berkedudukan sebagai pemimpin desa sekaligus hakim desa.

1. Awal Mula Konflik

Konflik dimulai ketika Haroon, suami dari Gulshan, berjalan mengendap-endap keluar dari rumahnya di tengah malam. Gulshan yang terbangun pun seketika gelisah dan mulai mengikuti suaminya diam-diam. Betapa terkejutnya ia ketika mengetahui suaminya menemui sang wanita kota, Naghmana, dan bermesraan di sebuah ladang yang tersembunyi. Ia pun segera pulang dengan hati hancur dan mengadukan kejadian tersebut pada ibunya. Hajra pun segera menyusul Haroon untuk memastikan kejadian tersebut. Ia kembali pulang dengan ekspresi wajah kecewa. Ikut terluka dan berempati terhadap perasaan putrinya yang baru saja dikhianati.

Dengan penuh amarah, ibunda dari Gulshan pun melaporkan pengkhianatan tersebut kepada sang tetua desa, Siraj Din. Bersamaan dengan itu, gosip panas di desa telah merebak dengan cepat bagaikan wabah ganas. Naghmana yang datang ke desa itu dengan tujuan mengunjungi Bibinya mulai merasakan dampaknya. Hampir seluruh warga desa, terutama para wanita, menggunjing dan mencacinya. Bibinya yang ikut menjadi korban cacian pun ikut meluapkan rasa kecewa dan marah pada Naghmana.

2. Peradilan yang Kelam

Persidangan pun segera dilaksanakan sesuai ketentuan adat desa. Hampir semua warga desa hadir dengan perasaan bercampur aduk, marah, kecewa, iba pada Gulshan, namun di sisi lain juga penasaran. Kedua terdakwa dihadirkan, Haroon dan Naghmana. Haroon terlihat sangat emosi karena semua penjelasan yang ia coba sampaikan mengenai duduk perkaranya tak didengar siapa pun.

Baba Siraj Din memulai peradilan dengan menanyakan beberapa hal. Semua penduduk desa terdiam dan berusaha menyimak dengan cemas. Bertanya-tanya mengapa hal sememalukan dan senista itu bisa ada di desa mereka. Lalu tibalah saatnya Haroon mendapat kesempatan menjelaskan. Ia menceritakan dengan rasa geram sekaligus sedih, sebuah fakta yang lalu mengejutkan semua orang yang hadir. Ternyata Naghmana adalah istri pertamanya. Mereka menikah beberapa tahun sebelum ia lalu terpaksa pulang ke desa karena beberapa alasan dan menikah dengan Gulshan.

3. Keputusan dalam Kebimbangan

Seketika Baba Siraj Din nampak bimbang. Di satu sisi ia terkejut karena status kedua orang di hadapannya adalah sah, tetapi di sisi lain ia merasa kasihan dengan kedudukan Gulshan. Setelah menimbang beberapa saat, diambilah sebuah keputusan dengan tegas. Sang hakim desa memaksa Haroon untuk segera menceraikan Naghmana. Sebuah keputusan yang lalu disesalinya dan juga semua penduduk desa.

Tentang Perempuan Terluka

Konflik serupa ini mungkin nampak umum layaknya cerita dalam sinetron ya teman-teman. Namun penulis, Qaisra Shahraz, cukup detail menguraikan seluruh kejadian secara menarik. Begitu juga dengan elemen-elemen pendukung cerita, seperti latar tempat, waktu, dan lainnya. Gaya bahasa yang disampaikan terkesan kasual dan kadang ada sedikit dramatisasi. Namun alurnya tetap enak untuk dinikmati. Versi terjemahan ini pun tetap sarat akan kosakata bahasa Pakistan. Sepertinya hal ini ditujukan agar pembaca tetap terkesan dan mendalami situasi yang ada di dalam cerita. Sebagai penyegar, penulis tak lupa menyelipkan beberapa cerita kecil lain yang tokohnya masih terhubung dengan para tokoh utama di novel.

Back Cover - Perempuan Terluka

Selain itu, penulis tetap rajin menyelipkan nilai-nilai moral yang dianutnya maupun fakta dari kebanyakan orang Pakistan. Tentang bagaimana para warga desa menerapkan konsep silaturahmi dengan baik, keadilan yang terus diperjuangkan, dan masih banyak lagi. Kesan lain yang hadir adalah penulis juga ingin menyampaikan betapa beratnya beban tugas seorang hakim. Keputusan yang diambil harus mengusung nilai keadilan, kebijaksanaan, dan tentu dilandasi fakta-fakta yang nyata. Dan ketika sang hakim salah mengambil keputusan, ia pun akan menanggung rasa bersalahnya seumur hidup. Sungguh ironi jika dibandingkan dengan kehidupan di masa sekarang. Di mana sering kita dengar betapa mudahnya hukum dan keadilan diperjualbelikan oleh segelintir oknum.

Merangkum semuanya, menurut saya novel ini menarik, sarat konflik, namun menghanyutkan. Dan serunya, ada sedikit plot twist yang tak terbayangkan di akhir cerita loh ๐Ÿ™‚

Baca Juga: Review Novel: Perempuan Suci

31 thoughts on “Review Novel: Perempuan Terluka

  1. Wah, ternyata istri pertamanya Haroon ya, Duh lalu gimana setelah Naghman diceraikan ya..Kebayang menyesalnya hakim ya, Coba penyesalan hakim berlaku pada semua hakim di dunia, pasti aman sentosa semua.
    Penasaran sama plot twistnya sayaaa

    1. Dilema ya Mbak, kalau jadi hakimnya.. memang serba salah, di sisi satu Naghmana masih menjadi istri sahnya Haroon, tapi Haroon juga salah karena menyembunyikan statusnya..

  2. Wah ceritanya ternyata berbelit ya. Meski istri pertama tetap si lelaki salah, ia sudah membohongi istri kedua dan semua warga desa. Dan saat datang wanita itu dari kota tiba tiba bermesraan saja. Sungguh ingin ku menangis hahaha … Eh menangis kok ngakak ya …
    Pokoknya pasti seru nih kalau saya baca sendiri novelnya.

    1. Hi3.. kuikut menangis juga teh rasanya.. gemes sendiri, tapi cara penulis menyampaikan ceritanya seru sih, detail banget, jadi ikut kebawa suasana rasanya..

    1. Iya Mba, kalau kita ada di posisi salah satu warga desa yang ada di dalam cerita aja misalnya, mesti ikutan pusing juga lihat konflik semacam ini.. hehehe

    1. Iya Mbak, kalau baca buku pertamanya dulu, jadi lebih paham lanjutannya.. tapi baca langsung yang kedua juga aman kok.. karena backgroundnya lumayan jelas..

  3. Konfliknya bagus juga, ya. Risiko yang ditanggung Haroon karena nggak jujur dengan status pernikahan sebelumnya kepada Gulshan. Akhirnya malah melukai kedua orang istri dan banyak orang lain.

  4. ini novel modelan begini bisa bikin nangis lho kalo bacanya bener-bener serius, apalagi kalo lagi sendirian sepi gitu, menghayati banget deh pasti

  5. waah jadi penasaran ๐Ÿ˜๐Ÿ˜ pasti seru nih. Apalagi terjemahannya bagus dan jalan cerita yg menarik โ˜บ masuk list dulu

  6. Waah jadi penasaran mba, apalagi saya sudah lama nggak baca novel seperti ini. Masukkan ke list aahh hihih. Terima kasih reviewnya Mba. Ditunggu review2 novel yang lainnnya ๐Ÿ˜‰

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *