Daily Reminder

5 Cara Mencegah FOMO

Sebelum mengetahui lebih lanjut bagaimana cara mencegah FOMO, yuk kenalan dulu dengan istilah yang satu ini. Fear Of Missing Out, atau FOMO, adalah sebuah fenomena yang semakin banyak terjadi di kalangan generasi muda maupun tua. Takut akan kehilangan momen, informasi, atau tren terkini, sehingga cenderung terbawa arus adalah cirinya. FOMO menyebabkan stres, rasa panik jika tak mendapat berita, sekaligus ketergantungan terhadap cerita.

Kekhawatiran akan Lepas dari Gadget atau Informasi

Cara Mencegah FOMO
Cara Mencegah FOMO (Sumber: halfpoint – Canva Pro)

Bagaimana tidak, sindrom ini membuat kita begitu sulit untuk lepas dari gadget. Sebagai sumber informasi andalan bagi banyak orang saat ini, gadget merupakan sarana bagi kita untuk mendapatkan ribuan bahkan jutaan informasi. Mulai dari informasi sehari-hari, tips ini dan itu, hingga life hacks. Aplikasi penyuplainya pun beragam. Mulai dari Website, Tik Tok, Instagram Reels, hingga aplikasi-aplikasi lain yang terus menjadi corong informasi.

Kondisi ini lalu diperparah oleh sulitnya kita mengontrol diri sendiri, anak, keluarga, dan lingkungan terdekat untuk memfilter berita atau informasi yang masuk. Cara-cara militan mungkin saja diterapkan untuk anak yang lebih kecil, seperti membatasi penggunaan gadget atau mengatur aksesnya. Namun kendali akses untuk orang lain, orang tua, kerabat, tetangga, teman adalah sesuatu yang hampir tak mungkin. Sehingga cara yang paling memungkinkan agar terhindar dari FOMO adalah dengan mengendalikan diri sendiri.

Baca Juga: Melatih Anak Belajar Mengelola Emosinya Sendiri

Tanyakan pada Diri Sendiri Apa yang Penting dalam Hidup

Di era teknologi seperti sekarang ini, setiap kita masuk ke dalam dunia maya, maka sebaiknya kita sudah harus siap dihadapkan pada puluhan hingga ratusan informasi gratis. Melalui iklan-iklan yang muncul di notifikasi, status Facebook, story Instagram, atau FYP (For You Page) TikTok, belum lagi luapan kata-kata yang bebas dibagikan di WhatsApp Group. Semua informasi tersebut menjejali dan masuk ke dalam otak kita berkali-kali dan terus menerus.

Maka beberapa hal perlu kita tanyakan pada diri sendiri sebelum mulai berselancar di dunia maya adalah beberapa hal ini:

  • Apakah semua informasi yang ada atau lewat di depan kita penting?
  • Dan apakah ada akibat atau dampaknya bagi kita jika saja kita tidak mendapatkan informasi atau berita tersebut?

Contoh yang paling mudah adalah seringkali kita mendengar berita tentang kehidupan artis berseliweran di media sosial. Mungkin sesekali membaca cerita itu tidak apa-apa, tetapi ketika kita lalu sibuk stalking atau mencari tahu lebih jauh tentang kehidupan pribadi si artis maka menurut saya hal ini sudah menjadi tak penting.

Pada akhirnya memang semua akan kembali pada diri sendiri. Kehidupan seperti apa yang kita ingin jalani. Dan sekarang semua semudah meletakkan jari-jari pada ikon-ikon di layar gawai atau pada mata yang memutuskan informasi seperti apa yang ingin kita lihat.

Jadi, Bagaimana agar Tidak Takut Kehilangan Momen?

Agar terhindar dari perasaan tertinggal atau FOMO, berikut beberapa hal yang biasanya saya lakukan. Output atau hasilnya mungkin berbeda dan tentu saja cara masing-masing orang pun tak selalu sama dalam menghadapi sindrom yang satu ini.

  1. Membatasi waktu bermain gadget atau gawai dan disiplin menerapkannya. Walau memang sulit, tapi sebenarnya kita pasti tahu kapan harus berhenti. Bagi saya, ketika otak mulai penuh, aneka perasaan negatif mulai muncul, maka itu adalah saatnya berhenti menatap layar gawai dan mengakses segala macam media sosial. Segera berpindah dan lakukan hal yang memang penting bagi kita.
  2. Ketika membuka gadget, berkomitmenlah terhadap hal-hal yang memang perlu dilakukan saat itu. Misalnya, membuka ponsel untuk membaca chat di WhatsApp, setelahnya, segera matikan kembali gawai yang ada di tangan.
  3. Yakin bahwa kita tetap akan hidup normal tanpa mengetahui berita bahwa artis A mengalami ini, artis B mengalami itu hehehe. Informasi seperti bagaimana cara mengembangkan skill memasak atau membuat desain rasanya lebih penting untuk diketahui.
  4. Percaya bahwa semua hal yang memang menjadi takdir kita akan datang pada waktunya. Jika mungkin seorang teman atau kerabat kita lihat sudah mencapai titik suksesnya, maka tak perlu iri, dengki, atau putus harapan. Terus saja berusaha dan berjuang melakukan hal baik dan belajar l lebih banyak. Pada akhirnya hal baik pun akan mendatangi kita ๐Ÿ™‚
  5. Mengikuti tren terkini belum tentu sesuai dengan cita-cita atau keinginan kita. Lebih seringlah mencari dan berburu hal yang memang kita senangi, bukan apa yang orang lain senangi.

Momen terbaik adalah momen yang membuat hati kita bahagia.

Shalikah

46 thoughts on “5 Cara Mencegah FOMO

  1. Aduh, FOMO ini bener-bener sih ya. Kalau yang aku lihat contoh nyata FOMO ini justru dari TV Nasional kita. Ada yang viral dikit ti TikTok, langsung diundang jadi pembicara acara reality show yang faedahnya udah nggak ada sama sekali menurutku. Semoga kita nggak ikut2an jadi FOMO sama yang hal yang nggak bermanfaat ya Mbak. Aaamiin.

  2. Waah….demam fomo sepertinya udah jd penyakit kronis, tp memang hrs dr diri sendiri yg mengantur..Pilih yg penting & abaikan yg g penting. Atau cukup baca head linenya aja. Memang asyik klo sdh berselancar di dumay, tp kan kita hrs bisa memilah & mengerem demi kebaikan sendiri.

  3. Aku juga udah mulai filterisasi apapun dari gadget kak biasanya aku skip yg kurang atau mungkin negatif vibes. Aku paling cari humor buat santai sejenak dari rutinitas. Lebih baik mengerucutkan lagi kebutuhan kita akan gadget si ya jd ga ikutan ambyar

    1. Nah setuju Mbak. Kadang kita dipaksa dan disajikan berita-berita yang belum tentu ada nilai manfaatnya ya. Memang paling penting itu tahu dan sadar akan kebutuhan diri sendiri ya.

  4. Apalagi klo yg sehari2 jadi kreator konten, kyknya bakal lebih gampil terjerat FOMo ya mba.

    Eh, si anu kok dpt job brand X, kok aku kagaakkk. Misalnya kek gitu ๐Ÿ˜๐Ÿ˜‚

    1. tobe honest, iya sih mbak. Ngeliat job orang kadang bikin FOMO. kok tuh orang rame banget ya jobnya. 11 12 sama hasad jadinya aku huhu, astagfirulloh semoga Allah jaga hati kita.

      1. Termasuk aku nih Mbak Ina. Kadang galau kalau lihat blogger-blogger keren yang bertebaran di luar sana. Termasuk dirimuuu. Akhirnya malah minder karena DA gak naik-naik #loh hehehe. Bismillah, mudah-mudahan bisa terus belajar untuk jadi lebih baik ya kita.

  5. beruntung saya tidak mengalami hal itu dan semoga tidak mengalaminya, malahan justru bela2 tahun belakangan ini sudah jarang bersosmed kecuali menulis di blog. Buka WA saja saya waktuin

  6. Waktu masih kerja, saya sesering itu buka sosmed email dan hp. Tapi setelah tidak bekerja lagi, Alhamdulillah bisa mengurangi semua itu, hanya sebatas kepentingan biasa saja. Lebih banyak ke membaca karena banyak ebook dan buku online yang sekarang saya akses
    Semoga kita bisa semakin bijak dalam semua hal ya

  7. Wah mengerikan sekali jika terkena FOMO ini ya mb. Masya Allah semoga Allah lindungi diri ini dari fitnah gadget dan bisa bijak memanfaatkan nya

    1. Hihihi, betul Mbak. Seperti ketika traveling, malah lebih sering sibuk foto-fotonya ya, sehingga menikmati momen perjalanannya itu justru tidak tersimpan di memori.

    1. Hihihi. Salut Kak dengan orang-orang tipe cuek. Biasanya terbukti dengan terlihat sangat menikmati hidupnya. Saya harus lebih banyak belajar untuk bisa cuek nih.

  8. Setuju kak FOMO ini menyiksa batin lho sebenarnya. Yang bermasalah siapa, yang ikut ribut siapa hehehe. Padahal banyak hal lain yang bisa kita lakukan Dan tentu saja lebih bermanfaat ya kak

  9. Menetapkan jadwal puasa gadget juga bagus untuk mengurangi sindrom FOMO ini. Harus dipaksa memang jika kita menyadari betapa masih banyak kehidupan yang penuh arti selain apa yang kita lihat di media sosial.

    1. Setuju Mbak. Saya pun masih timbul tenggelam untuk belajar puasa gadget. Padahal sudah dipaparkan banyak bukti, bahwa banyak hal penting yang akhirnya terlewat kalau kita terlalu larut dengan gadget.

  10. Era teknologi seperti sekarang ini, kata Dee Lestari kebingungan untuk mengisi waktu luang jadi balik lagi ke gadjet liatin idup orang sampe lupa pada dirinya

    1. Iya Mbak, kadang karena banyak orang melakukan suatu hal, kita jadi kepingin ikutan ya. Padahal belum tentu sesuai dengan passion atau hasrat diri kita sendiri.

  11. Komitmen.
    Ini penting ya.. Rasanya di setiap aktivitas, kita mesti tau apa yang menjadi hal penting untuk dilakukan dan dituntaskan agar tidak menganggu aktivitas berikutnya.
    Ritme kehidupan yang naik turun ini membuatku kadang ada di fase FOMO siih.. Huhu, rasanya nyesel banget kalau mendadak lihat jam sudah berlalu begitu aja.

    1. Duh sama Mbak.. Kalau flashback ke masa lalu apalagi. Rasanya banyak hal yang sudah terbuang percuma. Komitmen terhadap waktu dan rencana memang penting banget ya Mbak.

    1. Alhamdulillah ya Mbak. Apalagi di dunia online sekarang, di mana kita bisa belanja kapan saja. Kalau gak kuat-kuat iman, bisa kalap mau belanja terus rasanya. hehehe

  12. Aku udah bertahun-tahun gak nonton TV dan infotainment mbak. Bahkan kadang aku malah kudet akan berita viral dan istilah2 trendy. Jujur, itu fajar sad boy aku gak tau siapa dan kenapa jd sad boy. Cuma banyak kutengok seliweran orang nyebut2 namanya

  13. Saya kira FOMO ini cuma istilah di dunia investasi semisal saham dan Reksadana. Ternyata udah merambah di dunia nyata.. mungkin salah satu indikasi kita terjangkit FOMO adalah saat habis paket internet, apakah kita merasa panik ingin segera beli paket buat akses dunia maya lagi. Saya kira, sebagian besar kita udah terjangkit fenomena ini.. ๐Ÿ˜

    1. Hahaha.. benar sekali mas. Sepertinya sekarang semua orang butuh akses ke dunia maya. Paket jadi seperti kebutuhan primer ya. Begitu habis, harus langsung dibeli..

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *