7 Cara agar Ibu Tetap Optimis Menjalani Hari
Video itu menampilkan seorang ibu yang sedang berada di sebuah pasar malam kecil. Menggunakan daster dan jilbab seadanya, terlihat sang ibu sedang menemani anak-anaknya bermain menaiki wahana kereta kecil yang berputar-putar. Adegan selanjutnya menunjukkan seorang wanita cantik mantan finalis kontes kecantikan. Tak lupa diiringi beberapa profesi sang wanita sebagai seorang profesional muda yang cukup wow. Ternyata sosok ibu dan wanita itu adalah orang yang sama. Cuplikan video pendek itu menunjukkan transformasi seorang wanita muda cantik tersebut yang kemudian memutuskan menjadi ibu rumah tangga setelah memiliki anak.
Komentar-komentar pun berdatangan di kolom yang tersedia di aplikasi media sosial yang saya lihat. Sebagian besar memuji dan mendukung wanita tersebut. Di antaranya mengatakan betapa hebatnya sang ibu yang mau meninggalkan mimpinya demi anak-anaknya. Beberapa orang lainnya mengatakan bagaimana mereka iri dengan ibu tersebut. Namun ada juga beberapa komen salty yang sibuk mengatakan bahwa video serupa ini ditujukan untuk mencari validasi.
Yah, memang dalam hal apa pun akan selalu ada berbagai macam sudut pandang ya. Tapi kali ini saya tidak akan membahas aneka macam komentar orang yang sempat terbaca di atas. Karena yang terpenting, bagian akhir video itu menampilkan sosok seorang ibu yang bahagia menjalani perannya.
Definisi Kata Ibu
Definisi kata ibu jika mengacu pada Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) sendiri sebenarnya cukup banyak, yakni:
- wanita yang telah melahirkan seseorang;
- sebutan untuk wanita yang sudah bersuami;
- panggilan yang takzim kepada wanita baik yang sudah bersuami maupun yang belum;
- yang utama di antara beberapa hal lain;
- yang terpenting
Dari sekian banyak arti di atas, rasanya semua istilah tentang ibu adalah baik ya?
Selain berdasarkan arti kata di atas, kata ibu pun banyak didampingkan dengan beragam istilah lain, seperti ibu rumah tangga (IRT), ibu bekerja, ibu satu anak, ibu tiga anak, ibu xxx (nama suami), dan masih banyak lagi. Terlepas dari berbagai macam label tersebut, ada satu kesamaan yang saya rasa ada di sana. Ibu adalah seorang wanita yang memiliki peran baru dalam hidupnya. Dan beralih peran tentu bukanlah suatu perkara gampang bagi semua orang.
Percayalah, semua wanita yang baru, sedang, bahkan akan berganti titel menjadi seorang ibu jarang yang melewatinya dengan mudah. Menjadi seorang istri, merawat bayi dan anak-anak, menjadi orang yang diandalkan di keluarga selama 24 jam, dan masih banyak lagi tuntutan yang dihadapkan pada seorang ibu. Dan sayangnya tak sedikit ibu yang melaluinya tanpa dukungan orang-orang terdekat. Semua kesulitan ini lalu tak jarang membuat seorang ibu menjadi stres, galau, mellow, bingung, dan masih banyak lagi hal lain yang juga memberatkan.
Jadi, kira-kira apa yang bisa dilakukan seorang ibu saat dihadapkan pada hal-hal tersebut? Bagaimana caranya agar Ibu bisa tetap optimis saat menjalani peran yang ada ataupun sedang diemban? Daripada terus stres dan bingung, yuk para Ibu, silakan dicoba untuk menerapkan beberapa hal di bawah.
Hal yang Bisa Dilakukan agar Ibu Tetap Optimis dan Bahagia
1. Memahami bahwa Ibu adalah Peran yang Mulia
Sebelum mulai beraksi, hal utama yang penting ditanamkan oleh seorang ibu dalam pikiran adalah meyakinkan diri bahwa peran yang sedang dijalaninya adalah sebuah peran spesial. Bentuk perannya mungkin memang berbeda-beda, ada ibu dengan satu anak, ibu dengan lima anak, ibu pejuang garis dua, dan ibu-ibu lainnya yang sedang berusaha menata rumah tangga. Namun tetaplah yakin bahwa semua peran yang digariskan adalah sesuatu yang tetap wajib kita syukuri dan senantiasa mengandung hikmah baik.
2. Mengatur Jadwal Rutin di Rumah
Seorang ibu biasanya sering terlihat kesulitan mengatur waktu. Terlebih lagi saat memiliki anak-anak usia bayi dan balita. Sekadar menyelipkan waktu untuk makan atau mandi saja pasti sulit rasanya ya Bu? Kehidupan yang sebelumnya sudah ditata sedemikian rupa kembali berubah bentuknya.
Walau begitu, mengalokasikan dan menyusun waktu untuk segala rutinitas tetap perlu dilakukan. Contohnya kapan ibu harus bangun dan mulai berkutat dengan segala urusan di rumah, menyiapkan anak dan suami untuk beraktivitas, termasuk juga menyiapkan keperluan diri sendiri, seperti mandi dan makan. Dengan memiliki alokasi waktu yang teratur, para ibu pun bisa memiliki acuan dan target pribadi setiap harinya. Perubahan ke arah yang lebih baik akan menjadi lebih mudah dilakukan dengan cara ini.
3. Mencari Komunitas yang Sefrekuensi
Para ibu biasanya kerap bingung ke mana harus berbagi, curhat, atau sekadar berkonsultasi perihal urusan-urusan barunya. Oleh karena itu, memiliki komunitas ibu yang sepemikiran dan seirama adalah bantuan yang sangat diharapkan oleh para ibu. Melalui komunitas, para ibu bisa berbagi dan bertanya kepada teman-teman di komunitas tentang segala macam urusan yang sedang dihadapi. Saran dari orang yang lebih berpengalaman, berilmu, dan lainnya bisa dijumpai di komunitas. Beberapa contoh komunitas ibu yang mungkin cocok untuk diikuti adalah: Komunitas Ibu Profesional, dan Komunitas Bengkel Diri.
Baca Juga: Bergabung dengan IIP
4. Tetap Meluangkan Waktu untuk Berolahraga
Berolahraga juga merupakan hal penting yang dapat membantu menjaga fisik dan emosional seorang ibu. Berjalan kaki di sekitar rumah, berolahraga di gym, ataupun melalui media online adalah beberapa kegiatan yang dapat dilakukan ibu. Dengan berolahraga fisik seorang ibu pun akan menjadi sehat. Aneka urusan rumah tangga maupun di luar rumah bisa diselesaikan dengan lebih semangat juga efektif dengan badan yang bugar.
5. Menyediakan Waktu untuk Tetap Mencari Ilmu
Seorang ibu harus selalu memiliki keinginan untuk mengembangkan diri. Bagaimanapun juga keahlian yang bertambah akan ikut mendongkrak rasa percaya diri seorang ibu. Entah melalui hobi, pelatihan, ataupun sekolah formal, semua hal tersebut kini bisa dilakukan asal ada keinginan.
Ibu harus semangat dan meluangkan waktu secara konsisten untuk belajar. Yakin bahwa kelak semua usaha ibu akan membawa hasil yang baik. Cara belajarnya pun tak selalu harus rumit loh Bu. Contohnya ibu yang gemar memasak dapat berusaha meningkatkan diri dengan memperkaya variasi atau mengupgrade kualitas masakannya; Ibu bekerja dapat terus mengembangkan diri melalui pelatihan yang ada di tempat kerjanya atau melalui lembaga lain; Ibu yang senang dengan ilmu parenting dapat terus belajar dan mempraktekkan ilmunya di rumah pada anak-anak.
6. Me Time Tanpa Kebablasan
Me time adalah hak setiap ibu. Mengambil porsi me time sehari-hari bisa menjadi booster atau pemompa semangat ibu. Hanya saja Ibu perlu ingat, kebablasan atau terlalu asyik dengan hal yang satu ini dapat berakibat kurang baik karena lama kelamaan akan menggeser hal-hal yang sebenarnya lebih prioritas.
Jadi, drakor-an itu tidak apa-apa ya Bu asalkan porsinya sesuai. Drakor-an akan menjadi masalah jika Ibu terlalu rajin maraton untuk nonton tengah malam lalu esoknya susah bangun pagi hehehe.
7. Stop Sibuk Membandingkan Diri dengan Orang Lain
Terlebih lagi membandingkan diri dengan apa yang terlihat di sosial media.
“Wah, ibu itu sempurna sekali ya. Walau aktif di luar rumah, semua urusan anak dan rumah tangganya tetap terjaga dengan baik.”
“Duh, kapan ya Saya bisa seperti ibu itu? Gak perlu bersusah payah bekerja, semua keperluan rumah tangganya terpenuhi semua.”
Pemikiran-pemikiran seperti di atas tentu sering muncul seiring dengan akrabnya kita dengan dunia sosial media. Tapi ingat ya Bu, tidak semua yang tampil di sosmed adalah hal yang sesungguhnya. Everyone has her or his own battle that we know nothing about. Atau istilahnya, semua orang punya tantangan hidupnya masing-masing yang mungkin tidak kita ketahui.
Yang harus tetap diyakini adalah ALLAH menciptakan kita semua sebagai individu yang unik dan baik. Yakinlah bahwa semua orang memiliki zona waktunya masing-masing untuk mencapai titik tertentu dalam hidupnya. Jadi tak perlu terlalu fokus dengan kehidupan orang lain. Fokus pada hidup kita dan keluarga agar senantiasa menjadi pribadi-pribadi yang lebih baik di kemudian hari.
Nah, Ibu punya saran lain bagi para ibu di luar sana agar bisa bahagia menjalani hidup? Share di kolom komentar yuk, Bu.
Note: Tulisan ini dibuat tanpa ada maksud menggurui apalagi menghakimi ya teman-teman. Selain sebagai sebuah self-reminder, semoga tulisan ini juga bisa menjadi pemantik semangat bagi para Ibu lainnya agar bisa terus berbahagia menjalani hidup.
happiness is made, not given. saya percaya bener dgn kredo itu. soooo yeahhh para ibu, ayo kita cari bahagia ala kita sendiri yah
Setujuu.. Memang sebenarnya banyak sekali cara untuk bahagia ya Mbak, tidak ada rumus bakunya.. Bahkan dari hal-hal sederhana setiap hari pun, kita bisa temukan bahagia di sana.
ini biasanya yg judulnya me time dg cara scrolling medsos atau nonton drakor, biasanya sering bgt kebablasan nih. hehe
Hihihi.. sama Mbak. Tulisan ini pun saya buat agar saya juga ingat poin yang ini.
Cara bahagia bisa banyak versi, dari nonton film sampai baca buku. Kadang diajak beli es krim di Indomaret aja bahagia mbak. Ahaha
Oiya.. Setuju sekalii.. jajan tipis-tipis pun bisa buat hati bahagia ya Mbak.
Kadang kurang semangat, karena aktivitas yang dilakukan terasa monoton
Makasih sudah berbagi tips ini ya mbak
Jadi lebih semangat deh
Betul Mbak, kadang kita terjebak dengan rutinitas, alhasil semangat pun berkurang ya..
Kadang suka heran dengan komen orang, tapi konten memang akan selalu memunculkan dua sisi pro dan kontra wkwkwk, apapun itu asalkan ibu bahagia so let’s go jalani karena keluarga bahagia tercipta dari sosok ibu yang juga bahagia dan nyaman dengan pilihan hidupnya.
Betul Mbak. Bahagia itu dirasakan masing-masing orang ya. Memang kadang kita pun ikut terpancing kalau baca komen-komen yang berseberangan dengan nilai yang kita pegang. Tapi lagi-lagi, semua balik ke masing-masing individunya ya.
Bahagianya perempuan setelah menikah dan memiliki keturunan itu adalah tetap bisa dihargai perannya.
Agar dihargai, jangan pernah berhenti meningkatkan kualitas diri. Seneng banget di tulisan kak Shal, kita menjadi banyak belajar bahwa seorang Ibu juga tetap butuh mencari ilmu di sela-sela aktivitas sehari-hari.
Sepakat Kak Lendy. Memang sebenarnya salah satu kebahagiaan manusia itu adalah keberadaannya dihargai atau dilihat ya. Peran mungkin berbeda, tapi jika ada penghargaan rasanya hati pun ikutan senang dan tambah semangat hehehe.
Setujuu, semua orang punya tantangan hidupnya masing-masing yang mungkin tidak kita ketahui..apapun itu mari para ibu, kita optimis menjalani hari!
Yuk, optimis selalu Ibu-ibu 🙂
Ya benar sekali, seorang ibu perlu memiliki ilmu baik agama maupun dunia. Karena ilmu tersebut sangat bermanfaat sekali
Betul Umm.. 🙂
Tim yang suka me time ngedrakor tapi kebablasan coba tunjuk tangan.. haha, terimakasih remindernya mbak..
1-7 super setuju! Kalau boleh nambahin, mungkin ada 1 lagi yaitu mempunyai kesibukan yang menghasilkan secara finansial, biasanya hal ini akan membuat Ibu lebih merasa berdaya. ( pengalaman pribadi aku kalau ini hehe .)
#Ikut tunjuk tangan hehehe
Wah, setuju Kak. Gak bisa dipungkiri berdaya secara finansial juga jadi salah satu kunci bahagia di hati banyak wanita ya. Mudah-mudahan semua wanita bisa menemukan jalannya ke sana.
sepakat, profesi ibu adalah profesi yang mulia lo, terlepas dia bekerja di ranah domestik atau di ranah publik, setiap keputusan yang diambil pasti ada tanggungjawab yang diambil juga
saling mendukung sesama ibu menurut saya itu lebih penting dibandingkan membandingkan ibu A dan ibu B
Setiap ibu mempunyai perjuangannya masing-masing
Betul Mbak, kita harus lebih banyak belajar saling mendukung dalam kebenaran dan jauh-jauh dari saling membandingkan ya.
Nomer 7 biasanya paling sering bikin down. Aku pun pernah mengalami itu. Namun, akhirnya sadar bahwa membanding diri dengan orang lain itu bukan acuan utnuk nilai perkembangan diru
Betul Mbak. Sebenarnya yang lebih tepat adalah membandingkan diri dengan diri sendiri sajam dulu. Otomatis kita akan selalu ada peningkatan kualitas diri ya.
saat seorang wanita berganti peran menjadi ibu memang dunianya langsung berubah 180 derajat yaa. tanggung jawab makin besar dan sering banget disalahkan dan juga merasa rendah diri jadinya kalau melihat pencapaian orang lain.
Iya Mbak. Kadang penyesuaian saat berubah peran itu yang memang menantang ya..
peran ibu kalau dipilah dan dipilih tak ada habisnya ya. Dan kunci agar ibu tetap optimis menjalani hari, menurut saya ada di manajemen waktu. Dan kemauan diri untuk berubah menjadi ibu, istri, anak dan wanita yang bisa menempatkan diri pada porsinya masing-masing
Setuju, Ibu memang superwoman yang memiliki banyak peran. Jadi harus pintar-pintar dalam mengatur waktunya.
Bersyukur adalah obat paling mujarab untuk menjadikan profesi ibu rumah tangga menjadi teramat mulia ya. Kalau membandingkan diri dengan ibu lainnya emang gak akan ada habisnya. Malah yg ada kecewa sendiri ya
Iya Teh, aku pun masih banyak belajar untuk urusan satu ini.. Masih harus banyak belajar..
Yang paling gampang merusak pikiran itu saat suka membandingkan diri sendiri dg orang lain. Jadinya bikin insecure. Jadi bener tuh, stop membandingkan.
Iya Mbak. Saking banyaknya orang hebat di luar sana. Akhirnya kita justru jadi minder dan gak berprogress ya. Padahal cara yang paling mudah adalah melihat diri sendiri dulu saja untuk bergerak maju.
Nice artikel kak, saya setuju banget dengan semua poin2 diatas.
Ibu adalah sebuah peran yang sangat mulia dan memiliki peran yang luar biasa. Semoga kita bisa menjadi ibu yang terbaik dari versi diri kita masing-masing
Relate banget untuk semua perempuan, baik yang sudah jadi ibu atau belum jadi ibu atau tidak bisa jadi ibu. Semua perempuan itu istimewa dan berharga.
Semangat bahagia untuk semua perempuan di dunia.
No 2 nih saya masih harus bisa bagi waktunya, kadang rasanya 24 jam itu kurang
membandingkan diri dengan orang lain ini memang banyak mudharatnya yaa, membuat kita jadi kurang bersyukur dengan hidup kita dan akhirnya bikin bad mood, huhuhu
Setuju semua!! Kadang berkomunitas dengan yang frekuensinya sama, bisa saling support lo. Kadang komunitas yang kita ikuti, jadi ajang belajar satu sama lain. ❤️❤️
peluk buat semua ibu, kalo saya seringkali datang perasaan not good enough jadi sedih, tapi selalu inget dori, hehehe terus berenang, terus berenang, daripada tenggela. parenting juga begitu, as long as we are swimming, insyaAllah ga akan drowning, keep fight
Wah, betul banget kak analoginya. Lebih baik terus berenang dan berusaha berenang, daripada pasrah lalu tenggelam ya.
Kalau bahas ibu bawaanya pengen mewek belum ada biaya untuk umrohin beliau..