Daily Reminder

Agar Euforia Tak Berakhir Disforia

Sudah beberapa waktu belakangan, ketika scrolling story di Instagram maupun WhatsApp, timeline saya dipenuhi dengan informasi rencana kunjungan sebuah band terkenal ke Jakarta. Saya pun termasuk yang cukup senang mendengarnya. Grup band satu ini lagu-lagunya memang kebetulan akrab dan cocok di telinga saya. Strategi berburu tiket pun segera saya rencanakan. Terlebih lagi beberapa teman dan kerabat dekat ikut euforia dalam hal yang sama. Sampai suatu saat saya meminta pendapat Pak Suami tentang konser impian ini. Beliau pun hanya melontarkan sebuah kalimat. “Mau dijawab jujur atau gimana nih?”

Duh, sebenarnya saya sudah tahu jawabannya sih. Walaupun ingin sekali datang ke konser kali ini, saya pun sudah bolak balik berpikir ulang dan menuliskan plus minusnya hadir di konser ini. Pertimbangan biaya salah satunya. Rasanya sayang harus mengeluarkan uang jutaan rupiah untuk seru-seruan di acara yang tak lebih dari 4 jam ini. Maklum, kadang saya masih masuk dalam tim mendang-mending hehehe. Tapi ini murni opini pribadi saya ya, karena sumber kebahagiaan seseorang tak selalu bisa disamakan antara satu dan lain 🙂

Setelah merenung kembali selama beberapa waktu, niat saya untuk hadir di acara ini pun ternyata sudah tak lagi membuncah seperti sebelumnya. Perasaan yang saya alami sebelumnya hanyalah euforia sesaat. Bersyukur saya sempat mengambil waktu untuk menimbang-nimbang prioritas diri dengan lebih cermat.

Apa Itu Euforia?

Apa itu Euforia
Definisi (Sumber: aga7ta – Getty Images)

Euforia (n) adalah perasaan nyaman atau perasaan gembira yang berlebihan.

Sumber: KBBI Web

Lawan kata dari euforia adalah disforia, yakni kegelisahan atau ketidakpuasan. Secara umum, euforia hadir saat seseorang sedang mendapat stimulasi positif yang langsung menyentuh hati atau mengalami kejadian menyenangkan yang telah lama diidam-idamkan. Tubuh kemudian melepaskan hormon endorfin sehingga muncullah rasa bahagia yang meluap-luap.

Namun jangan salah, selain stimulasi positif, ternyata euforia juga bisa hadir akibat penggunaan zat psikotropika atau dari penyakit mental seperti bipolar disorder loh. Perasaan senang jenis ini tentu membutuhkan penanganan yang lebih serius dan terarah.

Euforia yang timbul secara alami umumnya biasanya menyebabkan hadirnya emosi positif seperti tersenyum, berteriak senang, dan tertawa bahagia. Hal-hal ini tentu baik bagi tubuh. Sedangkan pada euforia yang muncul karena stimulasi negatif, seperti dari obat-obatan terlarang, maka halusinasi, paranoid, dan kebingungan adalah akibatnya.

Cara agar Euforia Berdampak Baik bagi Diri

Saat sedang mengalami perasaan bahagia, beberapa orang cenderung ingin menunjukkannya pada orang lain. Bisa dengan bercerita, berbagi di sosial media, maupun mengekspresikan diri dengan cara lainnya. Sebenarnya tidak ada yang salah dengan hal ini. Namun jangan sampai perasaan berbahagia yang berlebih ini dihayati secara terus menerus sehingga membuat diri terobsesi dan sulit fokus pada hal lain.

Berikut beberapa cara yang dapat dilakukan agar perasaan senang atau bahagia tetap pada jalurnya.

1. Bersyukur kepada Yang Mahakuasa.

Cara agar perasaan bahagia tetap awet dan berdampak baik bagi kehidupan tentu dengan mengucap syukur pada Sang Pencipta, ALLAH Subhanahu wa Ta’ala. Dengan bersyukur, diharapkan kenikmatan dan karunia-karunia lain pun dapat terus hadir ke dalam kehidupan kita.

Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu mengumumkan, ‘Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu,…

Al Quran – Surah Ibrahim [14]: 7

2. Tarik napas dan berikan waktu pada diri untuk berpikir sejenak.

Saat perasaan bahagia hadir berlebih, sebelum bertindak lebih jauh, beri sedikit jeda pada diri agar dapat berpikir lebih jernih. Contohnya pada seorang pekerja yang baru saja menerima bonus dalam jumlah besar. Tanpa pengendalian diri yang baik, maka bisa saja ia menghabiskan uangnya hanya untuk membeli barang yang tak dibutuhkannya secara impulsif. Pada akhirnya, perasaan bersalah maupun kecewa bisa saja menggantikan perasaan bahagia tersebut secara instan.

3. Bagikan rasa bahagia secukupnya saja.

Berbagi berita dan cerita di sosial media sepertinya sudah menjadi sebuah kebiasaan dalam masyarakat saat ini. Begitu juga dengan kisah-kisah bahagia yang kerap dituangkan dan diniatkan menjadi inspirasi bagi orang lain. Hal semacam ini sebenarnya sebuah praktik baik untuk dijalankan. Namun terus mengulang-ulang cerita bahagia diri ternyata tak selalu membuat orang lain merasa nyaman loh. Bahkan dalam tingkatan yang lebih ekstrim, kebahagiaan ini bisa saja disalahartikan oleh orang lain sebagai bentuk kesombongan, sehingga mungkin saja malah menimbulkan iri dan dengki di hati orang lain.

Pencapaian juga bisa menimbulkan euforia (Sumber: Dean Drobot – Canva Pro)

4. Kendalikan emosi agar euforia tak berujung petaka.

Begitu juga dengan euforia yang kadang ditunjukkan melalui tindakan. Contohnya euforia para pecinta sepakbola yang meramaikan jalan raya saat tim kesayangan mereka memenangkan pertandingan. Rasanya sudah beberapa kali media memberitakan kerusuhan yang terjadi akibat euforia serupa yang kemudian justru berujung petaka. Oleh karena itu, penting rasanya terus belajar menahan diri, agar saat euforia kita tidak melakukan hal-hal yang memicu bahaya, baik untuk diri sendiri maupun orang lain.

5. Rasakan sewajarnya, lalu bergerak kembali.

Tugas manusia sebagai makhluk individu maupun sosial tak akan pernah habis selama masih di dunia. Oleh karena itu, saat euforia hinggap di dalam diri, rasakan secukupnya, ambil napas, lalu mulai berpindah ke hal lain yang juga perlu diprioritaskan. Ingatlah bahwa waktu kita di dunia sangat terbatas, yang bahkan kita sendiri tidak mengetahui di mana garis akhirnya. Berlarut-larut dalam kebahagiaan cenderung membuat kita lalai akan kewajiban lain yang masih harus diselesaikan.

Baca Juga: Belajar Menerima Kekalahan

Euforia Baik bagi Kesehatan

Euforia, asalkan timbul secara alamiah, pada dasarnya baik bagi tubuh. Dengan pengelolaan emosi yang baik, euforia bisa menjadi pemicu semangat bagi seseorang. Tubuh mendapat asupan energi positif dan dapat disalurkan kembali menjadi hal lain yang akhirnya juga membahagiakan.

Kalau menurut teman-teman cara lain apa ya yang bisa dilakukan agar euforia tetap berakhir bahagia?

33 thoughts on “Agar Euforia Tak Berakhir Disforia

  1. baca artikel ini jadi bisa refleksi supaya segala sesuatunya nggak berlebihan. Karena semua hal yang berlebihan nggak baik ya, Mbak. Makasih artikelnya, ya 🙂

  2. Aku sih setuju dengan cara menyikapi euforia di atas. Penting banyak banyak bersyukur aja itu juga sudah cukup untuk merayakan euforia supaya tidak menjadi berlebihan

  3. Terus terang saya juga fans berat grup band yang lagi heboh ini. Cuma, menurut saya pribadi, selagi lagu-lagunya masih bisa dinikmati di telinga, mau liat orangnya atau gak, toh sama aja sensasi asyiknya. 🤗

  4. Euforia saat anak² melaksanakan jadwal yang telah disepakati dengan tertib. Beuuuh itu senangnya minta ampun aku, Mbak. Sayangnya kan ya, memang tiap hari tiap jam harus selalu diingatkan terus euy. Nak anak oh nak anak

    1. Hihihi.. betul Mbak. Anak-anak bisa tertib dengan jadwalnya saja bisa buat kita bahagia ya. Rasanya ga sia-sia rajin ngajarin mereka selama ini.

  5. Mbak beruntung mempunyai paksu yang bijak dan nggak terpengaruh kehebohan. Saya juga seram membaca di medsos, orang berjuang dengan segala cara demi mendapatkan tiket. Kalau dari keluarga sultan, nggak masalah. Cuma jika berasal dari keluarga biasa? Yaaa … kembali ke karakter orangnya.

  6. setuju banget. aku tuh juga bingung kok orang pada segitunya memuja idola.Rela ngantri rela mbayar tiket sekian jeti cuma buat nonton penampilan kurang dari 2 jam sambil berdiri desak-desakan pula 😁.pisss yang ikutan tiket war jangan ngamuk yak 😁

  7. Kalau aku suka grup band random. Jadi ketika ada tokoh seni ya berasa biasa saja. Dan berhubung tahun ini harus bayar biaya daftar ulang 2 anak akhirnya lebih fokus ke sana dulu. Ga mau ikut euforia juga.

  8. Nah iya menahan terus2 an share kebahagiaan juga perlu yaa. Karena kita juga ngga bisa memprediksi penerimaan orang lain. Bisa jadi dianggap sombong huhuu

  9. Ternyata makna Euforia juga bisa berdampak positif ketika kita mampu mengelolanya dengan baik yaa..
    Aku gak kebayang sih gimana senengnya ketemu idol, misalnya. Jadi pasti bawaannya pen Euforia gitu kan..
    Tapi selagi bisa di-rem, memang lebih baik. Ataupun dilakukan dengan cara yang wajar, tidak berlebihan. Semoga tidak menimbulkan “ain bagi yang bersangkutan.

  10. Iyaya, kita memang harus selalu berusaha mengendalikan emosi ya, termasuk ketika merasakan bahagia, hingga menjadi euforia. Penting juga ya mengarahkan euforia ini agar tetap menjadi positif, enggak berarah pada hal yang salah, siip Mbak sharingnya

  11. Iyaya, kita memang harus selalu berusaha mengendalikan emosi ya, termasuk ketika merasakan bahagia, hingga menjadi euforia. Penting juga ya mengarahkan euforia ini agar tetap menjadi positif, enggak berarah pada hal yang salah, siip Mbak sharingnya

  12. Secukupnya dan sewajarnya saja ya mbak, walaupun hal yanng baik kalau berlebihan juga tidak baik hasilnya
    ga perlu berlebihan, sehingga bisa menjalani hidup lebih baik

  13. Setuju banget mbak, senang sewajarnya saja agar ketika harapan tidak sesuai impian semuanya akan baik-baik saja, terima kasih atas pesannya karena tidak semua euforia berakhir menjadi kebahagiaan yang abadi.

  14. waa mbak, ini pengingat buatku nih. Euforia jangan berlebihan karena bisa jadi apakah kita menjadi orang sombong atau malah tambah bersyukur atas segala nikmatnya

  15. Setuju sekali dengan kalimatnya mba, sumber kebahagiaan org lain berbeda-beda. Kalau memang yg mau nonton band itu, ya silahkan, yg nggak juga sebaiknya nggak usah komen negatif, yang punya band sama kru2nya kan cari nafkah juga toh :D. Adakalanya memang kita euforia thd sesuatu ya, boleh di share asal tetap pd batasan

  16. bagi yang suka nonton konser apalagi kalau yang datang itu band atau artis kesukaannya pastinya jadi godaan banget ya, mbak untuk bisa menghadiri konser mereka. cuma memang sebaiknya jangan terlalu dipaksakan sih apalagi sampai kemudian ketipu sama calo yang menjual dengan harga sangat tinggi. duh nyesek banget pasti kalau sampai begitu

    1. Duh, iya ya Mbak. Sempat baca berita tentang banyaknya calo bahkan sampai yang menipu puluhan orang. Setuju sih Mbak, harus tetap sabar dan hati-hati agar gak memaksakan diri.

  17. euforia saat ini sangat mudah dieskpos melalui media sosial, tp terkadang ada pihak2 yang tidak menganggap euforia kita baik dan justru menimbulkan kecemburuan tertentu.. jadi sebaiknya emang dirayakan dengan cara sewajarnya aja.. trims

    1. Sepakat Kak. Kebahagiaan memang bijaknya dirayakan sewajarnya saja. Era medsos memang bagaikan pisau bermata dua ya. Bisa bermanfaat, tapi bisa juga menimbulkan hal-hal negatif seperti kecemburuan, dengki, dan lain-lainnya.

  18. saya tipe yang ngikutin euforia sih, karena bagi saya momen euforia itu termasuk yang langka terjadi. tapi tentu gak berlebihan seperti supporter sepak bola yang malah bertindak huru hara ya. in case, seperti kasus yang mba angkat, in my opinion sih ngedatengin konser impian udah pasti akan saya lakukan, misalnya nih band postrock exploison in the sky yang bakalan konser di jakarta september mendatang, saya udah ngefans banget sejak belasan tahun dan musik mereka ada pengaruh cukup besar dalam hidup saya. tapi, tetep realistis juga sih, kalau harga tiket gak masuk akal (kisaran 3,5 juta/person) dan ternyata mereka gak konser tunggal tapi tampil di festival nantinya, yaahhhh nunggu mereka konser di negara tetangga deh, hihihi. begitu juga kalau sigur ros yang konser, udah pasti saya nabung sejak awal, hahaha

    1. Hehehe. Betul Kak. Bahagia orang memang berbeda-beda sebab dan alasanya. Kalau menurut saya, asalkan memang happy dan positif, ya dijalani saja dengan sebaik-baiknya.
      Sebelumnya saya pun tertarik banget untuk nonton band satu ini. Tapi setelah ditimbang-timbang, akhirnya memutuskan untuk tidak ikutan dulu.

  19. Kita ga bisa menginginkan atau menghindari hal apapun kecuali hanya ikhtiar untuk menuju tujuan ya. Saya sendiri sih enjoy aja, mencoba menerima dan menjalankan apapun asal masuk akal dan memang tidak menyalahi aturan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *