Dua Sisi Laut
Sebuah berita duka di akhir bulan Januari lalu begitu mengagetkan. Beberapa pelajar Sekolah Menengah Pertama (SMP) asal Mojokerto menjadi korban dari ganasnya arus laut di Pantai Drini, Yogyakarta. Tiga belas anak yang sedang mengikuti program wisata dari sekolah terseret arus saat mereka sedang bermain di tepi pantai.
Video dan kronologi penyelamatan dari pihak petugas pantai hingga masyarakat setempat pun beredar di media sosial. Bagaimana anak-anak tersebut tercerai berai terbawa gelombang air kesana kemari. Mereka berusaha mencari dan menggapai apa saja yang ada di sekelilingnya. Sayang, hanya gumpalan-gumpalan ombak dan arus yang ada di sana. Beberapa perahu nelayan pun dikerahkan menuju mereka. Dari tiga belas anak, sembilan orang berhasil diselamatkan. Sedihnya, empat anak ditemukan dalam keadaan tak bernyawa.
Sebagai seorang ibu dengan anak yang berusia kurang lebih sama dengan para pelajar tersebut, hati ini begitu pedih melihatnya. Semoga para orangtua dan keluarga mereka diberi kekuatan dan keikhlasan menerima ujian hidup yang begitu berat.
Pantai dan Laut Favorit Banyak Orang
Saya pun kini menjadi was was karena kebetulan pantai dan laut adalah salah satu tujuan wisata kesukaan kami, terutama anak sulung saya. Ia memang memiliki ketertarikan yang lebih pada laut dan isinya. Diawali dengan kesukaannya pada binatang-binatang laut, seperti ikan dan teman-temannya, si sulung selalu senang jika tujuan berlibur kami adalah pantai dan laut.
Entah sudah berapa kali ia pergi ke pantai. Mulai dari pantai lokal yang ada di dekat tempat tinggal kami, yaitu Ancol. Pantai di Pulau Pari, Tanjung Lesung, hingga deretan Pantai Selatan Yogyakarta yang sudah tiga kali kami kunjungi dalam waktu dua tahun terakhir.
Duduk di pinggir pantai sambil menunggu tubuh terhempas deburan ombak, mengumpulkan kulit-kulit kerang, hingga menata pulau dan sungai-sungai kecil dari pasir. Bahkan ada kalanya ia menemukan ubur-ubur kecil yang terbawa arus hingga ke tepian, mengintip kepiting kecil yang bersembunyi di balik batuan karang, dan mengamati aneka ikan kecil di sekitarnya. Menurutnya, semua hal yang ada di laut begitu menarik.

Si sulung juga senang menghafal nama dan bentuk aneka ikan dan hewan laut lainnya. Tahukah teman-teman ikan yang memiliki nama terpanjang di dunia? Jika belum, maka jawabannya adalah Humuhumunukunukuapua’a. Yup, saya pun baru tahu dan pertama kali mendengarnya dari si sulung. Pengetahuannya tentang laut dan isinya semakin luas.
Baca Juga: Rekomendasi Pantai di Selatan Gunung Kidul, Yogyakarta
Dua Sisi Laut
Laut memang memiliki dua sisi. Sebuah sisinya memberikan kehidupan, sedang sisi lainnya bisa saja mengambil kehidupan. Para nelayan dan penduduk yang hidup di pinggir laut menjadikan laut sebagai sumber mata pencaharian mereka. Menjaring dan menangkap ikan untuk kemudian dijual atau dikonsumsi sendiri. Laut adalah tempat mereka mencari nafkah.

Begitu pula jika dilihat dari sektor pariwisata. Laut memiliki sumber daya dan kecantikan alam yang melimpah ruah. Coba saja teman-teman hitung berapa banyak jumlah pantai yang memiliki penginapan atau sarana pariwisata air di sekitarnya. Banyak manusia yang mengandalkan laut sebagai tempat berlibur mereka, untuk rehat sejenak dari segala macam kesibukan. Mulai dari berolahraga air seperti menyelam, berselancar, mendayung, hingga sekadar menikmati cantiknya alam di sekitar pantai.
Namun jangan salah, dibalik keindahan laut, tersimpan jutaan misteri di dalamnya. Laut adalah bidang tanpa batas. Tak seperti daratan, lautan di seluruh permukaan bumi saling menyambung satu sama lain. Berdasarkan data dari National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) pada tahun 2022, baru sekitar 20% dasar laut yang telah dipetakan. Sisanya? Masih tak terjangkau.
Bayangkan betapa luas dan misteriusnya lautan yang ada di sekitar kita. Tak heran jika banyak insiden yang melibatkan laut dan memakan korban. Duh, membayangkannya saja saya bergidik. Subhanallah. Saya pun menjadi paham alasan kenapa kebanyakan pekerjaan yang berhubungan dengan laut kerap dihargai lebih tinggi. Contohnya para pelaut atau para insinyur yang pekerja di sektor minyak bumi, kapal, dan lainnya. Penghasilan mereka memang besar, tapi di sisi lain, risiko di pekerjaan mereka pun ternyata luar biasa besar.
Bersikap Lebih Bijak saat di Laut
Dua sisi laut sebenarnya menjadi bukti betapa kecilnya manusia di bumi ini. Pengetahuan yang dimiliki manusia nyatanya tak seberapa saat mencoba mengupas isi alam raya. Untuk itu, bersikap bijaksana saat berada di mana saja sangatlah penting. Jauhi sifat sombong atau lengah ketika mengunjungi pantai dan laut. Berikut beberapa tips yang bisa dilakukan saat sedang berwisata ke laut.
Saat berwisata ke laut, perhatikan selalu keadaan sekitar sebelum bermain di pantai atau mendekat ke air laut.
Jangan terlampau asyik dengan agenda pribadi seperti bermain-main dengan ombak hingga lupa memahami aturan yang berlaku. Pada pantai yang umum dikunjungi orang atau wisatawan misalnya, papan-papan petunjuk keselamatan kerap diletakkan di sana. Begitu pula dengan petugas atau warga sekitar yang kerap memberi himbauan. Dengarkan apa yang mereka katakan karena mereka lebih memahami daerahnya sendiri.
Berinteraksi dengan baik pada makhluk yang ada di sekeliling.
Begitu pula saat berinteraksi dengan berbagai macam makhluk laut. Saat bertemu ikan, kepiting, ubur-ubur, karang, atau makhluk lainnya di sekitar laut, hindari tindakan yang mungkin merusak atau menyakiti habitat mereka. Justru kewajiban manusialah melestarikan keanekaragaman hayati yang ada di dalamnya.
Waspada dengan keadaan di sekitar kita.
Terakhir, bersikap waspada saat berada di pantai atau laut juga perlu dibiasakan. Waspada jika tiba-tiba nampak gelombang atau ombak tinggi yang mungkin mendekat ke arah kita. Perhatikan juga sekeliling kita, jika terlihat ada orang yang meminta bantuan, segeralah berkoordinasi dengan petugas atau warga setempat. Spontan menolong juga sebaiknya dihindari. Terutama pada kasus orang yang tenggelam, penyelamatan perlu dilakukan oleh orang yang memiliki keahlian tersebut.
Laut dengan dua sisinya memang akan selalu menjadi misteri kehidupan. Namun sebagai manusia, adalah sebuah kewajiban untuk tetap berpikiran positif dan bertindak bijak saat berada di sekitar laut dan pantai.
Laut memang tempat wisata yang cukup favorit banyak orang tapi Laut memang berbahaya terutama saat liburan ke pantai yang ombaknya yang tinggi, harus hati-hati karena bisa ke seret ombak ke tengah dan tenggelam nggak kelihatan lagi.
Laut memang kayak punya dua sisi mata uang. Sebagai sumber kehidupan, seperti buat para nelayan dan pariwisata dan dia juga bisa mengambil kehidupan, seperti kejadian naas yang menimpa murid-murid tersebut.
Baiknya, kita memang kudu memperhatikan dan menaati peraturan yang ada. Kayak, kalau pengelola melarang kita buat berenang ya mending tidak usah coba-coba.
Larangan tersebut pasti ada maksudnya. Contoh, ombak sedang tidak bersahabat. Daripada terseret ombak, mending kita berhati-hati dan mencukupkan diri dengan mengamati laut dari tepian saja.
Paling seru memang kalau sudah main di pantai. Tapi tetap harus waspada dan hati² yaa jangan terlena karena ombak setiap saat mengintai dan bisa menyeret ke tengah laut. Bahaya banget
Setuju Kak. pantai dan laut memang indah dan selalu memberikan daya tarik tersendiri, namun kita tetap harus hati-hati dan waspada juga mengajarkan anak-anak utk selalu hati-hati dan waspada saat bermain di pantai/laut. Terima kasih sharing nya Kak ..
sepertinya banyak hal di dunia ini yang punya sifat dualisme. Satu sisi baik, satu lagi nggak. Salah satunya ya laut. Meski indah, tapi kalau tahu resikonya ya, lebih baik menjaga jarak dengan seharusnya. Rest In Peace buat korban dan semoga keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan oleh Tuhan. 🙂
wah emng seru main di pantai apa lagi klw lautnya bersih dan banyak orang. pertama saya berkunjung di laut ternyata airnya asin hehehe
Laut ini memang jadi tempat wisata favorit banyak orang ya, mbak. Kalau saya jujur sampai sekarang belum pernah nyebur beneran ke laut. Mungkin karena pantai di kalsel ini kurang cakep jadi ya nggak niat berenangnya
Laut memang punya banyak cerita ya
Aku tim yang suka menghabiskan waktu liburan di laut
Aku juga suka banget wisata ke pantai. Tapi ya itu tetap takut sama laut. Mentok-mentok main di pinggiran aja. Kalau di suruh ke tengah nyerah deh takut.
Laut, pantai, gunung ataupun api kitanya harus bijak. Bukan berarti gak boleh dekat-dekat, tetapi kewaspadaan itu harus dilakukan. Seperti kata pepatah, kecil jadi teman, besar jadi lawan
Entah di laut atau di hutan.. alam punya misterinya sendiri
Selalu ada penjelasan ilmiah untuk semua keadaan tapi secara norma manusia memang hendaknya bersikap bijak saat bersentuhan langsung dengan alam
Laut itu punya aroma tersendiri, sampai-sampai perusahaan pewangi bikin aroma pantai/laut karena memang bagi orang-orang tertentu secandu itu bau laut. Itulah kenapa mau zaman semodern apapun, pantai/laut merupakan tujuan escape untuk orang-orang yang telah disibukkan dengan rutinitas pekerjaan
Ikut sedih baca beritanya🥲 ada banyak ya pelajaran yang bisa diambil dari kisah ttg laut ini, saya sendiri suka laut dan punya cita-cita ingin eksplor bawa laut tapi satu sisi ada ketakutan juga.
sedih ya pasti keluarganya. 🙁
meskipun tempat wisata, tetap harus ekstra hati2 ya mba. baik orang dewasa maupun anak2.
Sebelum mengajak keluarga berwisata ke pantai, memang ada baikknya mengetahui kondisi alam di sekitar pantai. Seperti apakah tepian pantai itu berpalung? Bagaimana arus ombak ketika sampai di bibir pantai, apakah pasir tepian pantainya langsung tergerus sangat dalam atau bagaimana?
Sehingga kita tahu area-area mana yang aman dan bisa digunakan untuk spot foto ataupun bermain bersama keluarga.
Turut berduka dengan yang terjadi di Pantai Drini Jogjakarta.
Aku sebenernya paling takut sama laut, naik kapal dan aktivitas yang ada hubungannya sama laut.
Karena ga bisa berenang, juga kaya panik kalau uda ada di dalam air.
Memang seharusnya bijak saat berada dimanapun yaa..
Gak boleh sombong dengan menyentuh segala yang ada di habitat asal.
Kudu tetap sopan dan menjaga adab dan sikap.
aku juga suka laut, tapi rasa takut juga hadir kalau lihat laut. di pinggiran, kena air ombak apalagi pantainya bersih, ah suka banget, sambil hujan lebih seru lagi. tapi kalau naik kendaraan air deg-degannya dari naik sampai turun. hihihi
Laut selalu menumbuhkan kenangan manis meskipun bagi saya tetap trauma sesekali karena tsunami