Refreshing yuk ke Taman Wisata Alam Mangrove, Jakarta
Ternyata di Jakarta masih ada kawasan wisata alam yang seru untuk dikunjungi bersama anak-anak loh teman-teman. Taman Wisata Alam Mangrove yang berlokasi di Kelurahan Kamal Muara, Jakarta Utara. Di tahun 2021 lalu, ketika angka kasus Covid-19 mulai menurun, saya dan suami pun akhirnya menyempatkan diri untuk berkunjung ke sana bersama anak-anak. Kami sengaja memilih pergi di hari Sabtu pagi dengan harapan lokasinya tidak terlalu ramai. Dan sesuai ekspektasi, tiba di lokasi sekitar pukul 7.15 WIB, kami menjadi salah satu dari beberapa pengunjung pertama di sana. Asyik ya?
Table of Contents
Tiket Masuk dan Jam Operasional
Tiket Masuk dan Biaya Parkir
- Dewasa: Rp 30.000 (hari biasa), Rp 35.000 (akhir pekan dan hari libur nasional)
- Anak: Rp 15.000 (hari biasa), Rp 20.000 (akhir pekan dan hari libur nasional)
- Turis asing akan dikenakan tarif yang berbeda dengan tarif turis lokal
- Parkir: Rp 10.000 untuk mobil dan Rp 5.000 untuk motor. Tarif ini berlaku untuk sehari penuh.
Jam Operasional
- Hari biasa: 10.00 – 20.00 WIB
- Akhir pekan: 07.00 – 20.00 WIB
Manfaat Hutan Mangrove
Dari tempat parkir, kami langsung disambut dengan booth pembelian tiket untuk masuk. Tampak plang informasi berupa peta yang menjelaskan keseluruhan isi kawasan yang diberi nama Taman Wisata Alam Angke Kapuk. Lokasinya cukup luas, kurang lebih mencapai hampir 100 hektar. Membaca dari laman resmi pengelolanya, kawasan ini ternyata direstorasi sejak tahun 1998. Sebelumnya, area ini dipenuhi oleh para penambak liar, yang akhirnya merusak ekosistem mangrove yang ada. Namun setelah melewati beberapa tahun penertiban, akhirnya Taman Wisata Alam Mangrove ini pun berhasil diresmikan pada tahun 2010.
Kegunaan hutan mangrove nyatanya cukup banyak. Selain diklaim mampu meredam gelombang-gelombang besar dari laut bahkan tsunami, hutan mangrove ikut membersihkan udara dari karbondioksida (CO2). Tambah lagi, kehadiran pohon-pohon mangrove juga menjadikan kawasan ini habitat alami bagi aneka satwa liar.
Baca Juga: Wisata Alam Seru di Situ Gunung, Sukabumi
Fasilitas Lengkap di Taman Wisata Alam Mangrove
Kami pun lalu menelusuri jalur menuju dalam kawasan. Di kanan kiri mulai tampak pepohonan rimbun yang menyambut kedatangan para pengunjung. Juga terlihat jalan yang nampaknya bisa dilalui kendaraan bermotor dan pesepeda. Menyebrangi sebuah sungai kecil, terdapat juga sebuah jembatan kayu yang posisinya lebih tinggi dari jembatan yang kami lewati. Ternyata jika laut sedang pasang, airnya bisa memenuhi jembatan yang sedang kami gunakan itu loh. Itulah mengapa lalu disediakan jembatan kayu untuk memudahkan.
Setelah kurang lebih berjalan kaki hampir 200 meter, kami pun sedikit terkejut. Di bagian depan Taman Mangrove ini ternyata terdapat aneka fasilitas layaknya resort yang tertata rapi. Taman yang cantik dengan aneka ragam tanaman dan bunga, restoran, villa-villa kecil, taman bermain anak, musholla, hingga sebuah function hall (ruang serbaguna) ada di sana. Alhasil perjalanan kami pun terhenti sejenak karena anak-anak sangat tertarik untuk mengeksplorasinya terlebih dahulu.
Setelah anak-anak puas bermain, kami mulai menjelajahi satu per satu jalur menuju kawasan hutan mangrove. Jalur yang disediakan rata-rata terbuat dari kayu ataupun bambu yang disusun layaknya jembatan. Tak perlu khawatir karena selalu ada pegangan pada bagian sisi kanan dan kiri jalan. Jika teman-teman ke sini, saya sarankan untuk menggunakan sepatu yang aman dan anti licin (contoh: sepatu untuk trekking), mengingat jalanan yang relatif lembab sehingga membuat mudah tergelincir.
Yang Tak Terduga di Tengah Perjalanan
Perjalanan kami lanjutkan dengan antusias. Melihat-lihat sekeliling yang penuh dengan pohon mangrove yang berada di air menjadi kesan tersendiri. Anak-anak memang jarang menjumpai hal serupa ini sehari-hari.
Sesaat setelah menyusuri jalan setapak yang dibawahnya dipenuhi air payau ini, pak suami sedikit berbisik. Ia memberitahu bahwa sepertinya telah melihat ular besar di air. Bayangan ular yang bisa saja naik ke jalan setapak yang kami lalui pun langsung membayangi. Saya pun sempat panik dan meminta agar suami dan anak-anak mempercepat langkah. Setidaknya hingga sampai ke pemberhentian pertama. Tiba di ujung jalur, ternyata jalan yang kami lewati terhenti di sana karena sisa jalur sedang dalam perbaikan. Terpaksa kami pun berbalik arah dan kembali ke jalan tadi lagi.
Tiba-tiba pak suami pun kembali menunjuk ke arah air. Benar di kejauhan terlihat kepala binatang yang sepertinya memang ular. Saya sedikit berteriak dan meminta anak-anak berjalan lebih cepat. Namun karena melangkah di jalur yang dibentuk dari deretan bambu, kami tetap harus hati-hati agar tidak tergelincir. Setibanya di lokasi awal kami memulai perjalanan, hati pun mulai terasa lega. Sempat terbesit keinginan untuk menyudahi petualangan kali ini. Namun pak suami menyarankan agar kami mencoba rute lain yang nampaknya lebih nyaman dilalui.
Penginapan di Taman Wisata Alam Mangrove
Kali ini jalan yang kami lalui terbilang lebih mudah. Kami menjejakkan kaki di jembatan kayu yang rapi. Nampak rumah-rumah kecil di kanan kiri kami yang ternyata merupakan penginapan. Serupa dengan villa-villa yang kami temui di dekat pintu masuk, ternyata pengunjung juga dapat menikmati kawasan wisata ini dengan menginap di sana.
Setelah melewati deretan penginapan tadi, kami pun menjumpai tempat makan berupa kafe 2 lantai yang lokasinya cukup menarik. Dengan duduk di sana, pengunjung bisa menebarkan pandangan ke seluruh kawasan wisata yang asri. Makanan kecil hingga berat tersedia di sana. Juga nampak sebuah sudut untuk berfoto dengan latar pemandangan hutan mangrove. Kami pun segera memutuskan untuk mampir sejenak di sana berhubung hujan mulai turun.
Misteri yang Terjawab
Setelah hujan mereda dan mulai kering, kami bergegas melanjutkan petualangan. Kali ini kami akan mengitari hutan mangrove yang kami pandangi tadi dari atas kafe. Perjalanan kali ini lebih menantang, karena hujan baru saja usai, otomatis jalan pun menjadi lebih licin. Saya tak henti-hentinya meminta anak-anak untuk memperhatikan langkahnya dan berpegangan pada bambu di kanan kiri kami. Kami pun masuk ke dalam hutan mangrove yang sunyi.
Cukup menegangkan, karena bayangan saya akan ular besar tadi masih tertanam di otak. Tiba-tiba di tengah langkah kami, pak suami meminta kami berhenti. Ia menunjuk ke salah satu pohon mangrove yang cukup besar. Dan akhirnya terjawab pertanyaan saya. Yang kami temui tadi adalah seekor Biawak.
Yup, ternyata kawasan hutan mangrove ini merupakan habitat bagi para biawak liar. Dari yang kecil hingga yang cukup besar seperti yang tadi kami lihat. Kepalanya yang menyembul dari dalam air tampak seperti ular yang sedang berenang. Biawak, yang masih satu keluarga dengan komodo ini, mungkin jarang terdengar menyerang manusia. Makanannya beragam, dari ikan hingga binatang kecil lainnya seperti kodok, burung, dan reptilia kecil lainnya. Namun tentu seiring dengan ukuran badannya, semakin besar biawak, santapannya pun semakin besar. Hiii.. Seram juga ya.
Di sepanjang perjalanan menyisiri hutan mangrove, nyatanya kami sering sekali berjumpa dengan reptil yang satu ini. Mulai dari yang kecil hingga yang besar hampir seukuran komodo di timur Indonesia sana. Ketika bertemu dengan biawak, sebisa mungkin saya tak menampakkan rasa takut di depan anak-anak, walau di dalam hati tentu saja ketar ketir hehehe. Hal ini agar rasa percaya diri anak-anak menjelajahi area ini tetap terjaga.
Menara Pantau di Taman Wisata Alam Mangrove
Di Taman Wisata Alam Mangrove ini juga terdapat beberapa menara pantau. Berketinggian hingga 30 meter, menara yang dilengkapi tangga ini bisa kita jelajahi. Kami pun sempat menjajal naik ke atas. Cukup mendebarkan memang bagi yang sedikit fobia dengan ketinggian. Namun sesampainya di atas, pemandangannya begitu seru. Dari atas kita bisa memandangi kawasan wisata hutan mangrove beserta keanekaragaman hayati yang ada, seperti burung dan bebek.
Fasilitas di Taman Wisata Alam Mangrove
Sampai di akhir rute penjelajahan, akhirnya kami pun bertemu jalan yang lebih nyaman dilalui. Kali ini teman-teman dapat membayangkan situasinya seperti sedang berjalan-jalan di dalam kebun binatang ragunan. Di kanan kiri terdapat beberapa kios yang berjualan makanan. Tak lupa beberapa tempat yang bisa digunakan untuk berfoto dan tentu spot bermain anak.
Wisata Air dengan Speed Boat
Kami juga melihat deck dengan beberapa speed boat yang terpakir di sana. Ternyata pengunjung juga bisa berkeliling dan berwisata air di Taman Wisata Alam Mangrove ini menggunakan speed boat. Dengan tarif sekitar Rp 350.000 – Rp 450.000 tergantung jumlah penumpangnya.
Menanam Pohon Mangrove
Selain itu, bagi pengunjung yang ingin merasakan langsung sensasi menanam pohon mangrove, tersedia juga layanan untuk melakukannya loh. Sehingga selain berwisata, pengunjung akan mendapatkan edukasi lebih jauh tentang ekosistem mangrove ini. Seru ya?
Wisata Edukasi yang Cocok untuk Anak-Anak
Dari pengalaman kami, anak-anak nampaknya sangat gembira bisa menjelajah di sini. Selain mendapatkan pengalaman berkelana di alam liar, mereka juga dapat menjumpai langsung aneka hewan unik. Mulai dari ikan, bebek, burung, hingga biawak yang selama ini hanya bisa dilihat di kebun binatang. Fasilitas yang ada di sini juga terbilang nyaman dan lengkap. Petunjuk arah terpampang di sepanjang rute perjalanan. Sarana-sarana pendukung cukup dirawat. Meninggalkan kesan yang baik untuk sebuah kawasan wisata alam.
Teman-teman tertarik berkunjung ke sini?
Tidak jauh berbeda ya kondisi hutan mangrovenya dengan di Surabaya dan Sidoarjo. Tapi di Muara Angke sdh ada penginapan segala
Wah serunya.. Di Surabaya juga sama ya Mbak ternyata..
Lengkap ya, Mbak. Senangnya bisa ke Taman Wisata Alam Mangrove. Ini cocok sebagai wisata edukasi, anak-anak bisa eksplor banyak hal di sini. Emak Bapak bisa healing dengan segarnya udara dan hijaunya mangrove
Iya Mbak, cocok sekali tempatnya untuk wisata edukasi sekaligus wisata alam. Cukup juga untuk jalan kaki sambil berolahraga hehehe
ya ampun mbak, aku ikutan deg2an banget soal ular besar tadi, lagi panik2nya eh jalannya lg diperbaiki terpaksa puter balik. begitu baca lanjutannya, ternyata ular tersebut biawak, jadi ketawa2 deh. btw, penginapannya masih beroperasi mbak? kok kaya sepi banget yaaa, antara jd pengen nyobain bobok di situ tp agak horor
Hi3 betul Mbak, serammm liat kepala biawak menyembul dari air, seperti ular besar.. Oiya, penginapan di sini sepertinya bisa tetap digunakan Mbak. Hanya kebetulan ketika kita ke sana, status pandemi baru sedikit turun, sehingga mungkin memang belum ada yang menyewa ya.
Mbak, aku jadi penasaran, penginapannya ini ramai enggak ya? Soalnya aku lihat di foto kok terlihat agak sepi gitu, takutnya horror, haha. Tapi asli, menarik banget. Sempet kepikiran untuk main kesana tapi belum keturutan
Untuk penginapan di sini sepertinya bisa tetap digunakan Mbak. Hanya kebetulan waktu kami berkunjung, status pandemi baru mulai turun, sehingga mungkin sepi dan belum ada yang menginap ya.
Terlihat asri dan luas ya Taman Wisata Alam Mangrove ini. Bahkan fasilitasnya cukup lengkap, jadi engga khawatir nyari makan. Btw…banyak nyamuk ga sih, bermalam di sana? Kalau anak-anak happy, ortu yaa turut happy deh…
Di mana lagi ya hutan mangrove di Indonesia?
Hi3, kebetulan saya pun belum pernah mencoba menginap juga Mbak di sini. Hanya berhubung lokasinya penuh dengan pohon, sepertinya aneka serangga juga banyak beredar ya Mbak hehehe
Oya, ternyata hutan wisata mangrove juga ada di Surabaya, saya pun baru tahu setelah membaca komen Mbak Diana di atas 🙂
Bagus ya mbak tempatnya, ini sih nggak cuma refreshing, tapi juga bisa kasih edukasi ke anak-anak. Ada penginapannya juga… berapa ya kira2 rate menginapnya untuk semalam mbak?
Taman wisata alam mangrove Jakarta bisa jadi rekomendasi untuk liburan yang menyegarkan nih. Setelah sering kejebak polisi macet, sesekali datang untuk menghirup udara bersih ke taman wisata ini
Tamannya bagus ya. Dulu semasa tinggal di Jakarta belom tau ada tempat ini. Entar kalau main atau liburan ke Jakarta, mau nyoba ke sini ah.
Jadi ingin datang ke sana. Semoga satu saat kesampaian. Tapi aku kepo, apa biawak biawak itu sudah biasa bertemu manusia ya Mba? Jadi mereka tidak menyerang?
wah seru nih kayaknya jalan-jalan ke sini, mbak. ngomongin soal biawak, kalau di sini biawak malah ada di bawah rumah dan kadang naik ke jalan. hihi
Ga nyangka ada wisata alam yang keren banget di jakarta, bahkan ada tempat penginapannya segala, jadi referensi buat liburan ah
Deg-degan juga ya pas lihat hewan mirip ular itu menyembul di air. Ngebayanginnya aja serem klo saya mba hehheee.. Tapi worth to try karena anak-anak tampaknya happy banget ya bisa bereksplorasi.
Wah, asik ya di Jakarta ada Taman Wisata Mangrove ini
Di ibukota ada yang segar segar gini
Asik buat santai sejenak
Wisata alam mangrove ini memang dimana-mana Menjadi favorite ya mbak. Aku juga Suka banget nih wisata alam begini
MasyaAllah seru dan deg-degan ya Mbak. Wisata mangrove yang di Jakarta lengkap banget fasilitas, sampai ada penginapan. Di Surabaya juga ada, tapi tidak selengkap itu fasilitasnya
Wah, ternyata masih ada wisata alam di Jakarta ya Kak. Aku kalau liburan ke Jakarta taunya cuma Monas, Museum, Dufan, Ancol, Taman Mini 😀
Masya Allah, senang deh berwisata ke tempat dengan pemandangan hijau seperti ini. Yang ada tanah lapangnya juga, biar anak-anak pada puas berlarian sana sini. Saya ke Jakarta baru pernah ke Taman Safari euy, eh itu juga di Bogor ya..bukan Jakarta. Hahahah
Kami juga pernah Wisata Alam Mangrove di Surabaya tapinya..
Memang agak-agak horor, kaya lagi syuting Film Anaconda.
Soalnya di dekat lokasi Wisata Alam Mangrove-nya ada kandang ular yang beneran ada ular pyton-nya. Katanya itu ada di skitar Wisata Alam Mangrove.
Huhuu…kan auto berdoa terus menerus saat jalan…