Book & Movie Review

Review Novel: The Kite Runner (Khaled Hosseini)

Apa yang kira-kira akan kita rasakan jika harus hidup di tengah peperangan? Atau mungkin hidup sebagai seorang imigran di negeri orang? Tanpa keluarga atau teman. Hanya bersama seorang ayah.

Melalui novel The Kite Runner, Khaleed Hosseini memiliki caranya sendiri menceritakan kisah Amir, seorang anak yang mengalami semua hal di atas. Hidup di masa sebelum, ketika, dan sesudah perang Afghanistan, cerita tentang Amir ini sungguh mengharu biru. Novel ini sungguh membuka mata kita tentang bagaimana kehidupan manusia dapat berputar 1800 dalam sekejap mata.

Seputar Novel The Kite Runner

  • Judul: The Kite Runner
  • Penulis: Khaled Hosseini
  • Penerbit: Bloomsbury Publishing
  • Tahun Terbit: Edisi pertama terbit di tahun 2003; Versi yang saya baca kebetulan terbit di tahun 2018.

Setelah beberapa kali masuk dan lewat dalam daftar novel yang ingin saya baca, akhirnya saya pun berkesempatan (dan sedikit memaksakan diri) untuk membaca novel ini. Dan isinya memang ternyata sebagus itu huhuhu.

Sang penulis sungguh-sungguh runut dan sukses menceritakan setiap detail kejadian yang dialami sang tokoh utama melalui novelnya. Bahasa yang digunakan pun termasuk sederhana namun penuh dengan ilustrasi yang apik. Latar belakang seperti budaya dan bangsa, dalam hal ini Afghanistan, jelas tergambar di dalamnya.

Baca Juga: Review Novel: Negeri Para Bedebah (Tere Liye)

Sinopsis: The Kite Runner

The Kite Runner by Khaled Hosseini (Desain Pribadi; Background Photo by FatCamera – Getty Images Signature)

Cerita ini diawali dengan cerita Amir, seorang anak laki-laki yang hidup di sebuah lingkungan kelas atas di sebuah Distrik bernama Wazir Akbar Khan, Kabul, Afghanistan. Terlahir sebagai putra dari pebisnis sukses membuat Amir hidup sangat berkecukupan. Namun tak adanya kehadiran seorang ibu dan dinginnya sifat sang Ayah nyatanya tak membuat Amir berbahagia.

Untuk membantu menjaga putranya, Ayah Amir mempercayai seorang anak laki-laki bernama Hassan ikut menemani hari-harinya. Hassan yang merupakan putra Ali, asisten rumah tangga keluarga Amir, adalah seorang anak yang sangat setia. Hanya saja walau Amir dan Hassan selalu bersama, Amir tetap tak bisa menganggap Hassan seorang sahabat karena adanya perbedaan status yang jauh di antara mereka.

Amir bisa dikategorikan seorang putra dari kalangan ningrat sedangkan Hassan disebut berasal dari etnis yang terpinggirkan di Afghanistan, yakni Hazara. Perawakan keduanya pun digambarkan cukup jauh. Amir dengan hindung mancung beserta wajah dan perawakan yang tegas, sedangkan Hassan berwajah khas dengan mata sedikit sipit dan hidung yang tak mancung.

Rahasia Kelam Dua Sahabat

Kisah persahabatan kedua anak ini digambarkan salah satunya melalui adanya festival layang-layang pada peralihan musim di Afghanistan. Bagi penduduk di kota tempat Amir, festival ini adalah salah satu perayaan yang ditunggu-tunggu. Dan bagi para anak muda seusia Amir dan Hassan, bisa memenangkan perayaan ini adalah sebuah kebanggaan.

Amir dan Hassan pun bertarung dengan semangat hingga pada akhirnya mereka memenangkan pertandingan tersebut. Sayangnya di saat bersamaan, sebuah kejadian yang memilukan menimpa Hassan. Amir yang saat itu masih terbilang anak-anak tak bisa berbuat apa-apa. Menutupi rasa bersalahnya, ia pun menjauhi Hassan. Hassan yang kebingungan akhirnya terpaksa pergi dengan membawa perasaan diabaikan. Persahabatan Amir dan Hassan pun retak tak berjejak.

Pecahnya Perang dan Kisah para Imigran

Ketika Amir beranjak dewasa, sebuah perang besar pun pecah di Afghanistan. Amir dan ayahnya harus pergi dari negeri kelahiran mereka tersebut. Mereka pindah ke Amerika sebagai imigran dan memulai hidup dari awal. Semua kenyamanan yang telah mereka miliki selama ini pun hilang tak berbekas.

Amir hidup sebagai seorang pemuda sederhana yang membantu ayahnya berniaga. Kehidupannya mulai membaik setelah akhirnya ia menemukan seorang tambatan hati. Seorang wanita asal Afghanistan, putri dari kawan ayahnya. Setelah bertahun-tahun merintis kehidupan barunya yang mulai cerah, suatu saat Amir mendapat telepon dari seorang sahabat ayahnya. Ia harus kembali ke Afghanistan. Ada sebuah misi yang harus diselesaikannya.

Perasaan kalut mulai memenuhi dada Amir. Namun di sisi lain ia juga memiliki keinginan untuk bertemu kembali dengan Hassan dan memperbaiki kesalahan lama yang telah membayanginya sejak lalu. Amir berniat meminta maaf pada Hassan. Pada akhirnya Amir pun kembali ke Afghanistan dan bersiap dengan segala konsekuensinya. Termasuk bertemu dengan penguasa baru negeri itu saat ini (teman-teman tahu kan siapa kira-kira?).

Misi dan Kenangan Masa Kecil Amir

Jadi, misi seperti apa yang sebenarnya menunggu Amir? Apa kesalahan lama yang telah diperbuat Amir kepada Hassan hingga dulu membuat persahabatan mereka hancur? Nah, teman-teman dapat segera menemukan jawabannya melalui buku The Kite Runner, yang telah menjadi salah satu International Best Seller ini.

Buku ini dipenuhi dengan kisah persahabatan, seluk beluk ikatan kekeluargaan beserta konfliknya, juga sekilas latar belakang bagaimana peliknya hidup di masa perang, tepatnya di Afghanistan. Dari buku ini juga, saya baru belajar mengenai konflik memilukan yang pernah terjadi di Afghanistan seputar etnis Hazara. Duh, selalu sedih rasanya jika membaca kasus-kasus seperti ini. Dan sayangnya sekarang pun sebenarnya masih bisa kita temukan ya cerita atau berita tentang hal serupa.

Sebuah Novel yang Difilmkan

Oh iya, novel The Kite Runner ini ternyata juga telah difilmkan dengan judul yang sama loh di Amerika Serikat pada tahun 2007. Namun jujur saya sendiri belum menonton filmnya sehingga tak bisa menyimpulkan kesamaan atau perbedaan isinya.

Yang jelas ketika membaca novel ini, bersiap-siaplah dengan segala kemungkinan yang mungkin tak terpikir oleh kita. Banyak plot-plot tak terduga yang akan kita temui. Perasaan haru, sedih, dan pilu adalah bebeberapa di antaranya.

18 thoughts on “Review Novel: The Kite Runner (Khaled Hosseini)

  1. Salah satu buku yang sudah lama ingin saya baca tapi selalu saya urungkan karena bertema konflik perang. Terima kasih reviewnya, Mbak. Saya jadi tahu ternyata lebih ke kisah persahabatan dan perjuangan hidup. Ntar cari di iPusnas, ah. Siapa tahu bisa pinjam dan baca secara digital.

  2. Belum pernah baca atau tertarik baca buku dengan tema konflik perang karena menurutku terlalu berat aja dan nggak siap dengan emosi-emosi yang bakal dirasain setelah baca. Secara membaca itu kita berekspektasi dengan situasi tulisan, apalagi novel. Terima kasih ulasannya ya Mbaa.

  3. Menarik sekali membaca novel The Kite Runner yang merupakan International Best Seller.
    Karena dari novel ini juga tergambarkan sisi politik di antara kehidupan seorang anak. Paling penasaran mengenai persahabatan yang retak dan bagaimana kehidupan Amir setelah kembali lagi ke negaranya pasca perpecahan.
    Sedih sekali..
    Kenapa Amir memilih imigrasi ke Amerika ya.. karena konflik Afghanistan ini sebenarnya sama Amerika, bukan?
    Semacam masuk ke kandang buaya.

    Haturnuhun ulasan novel The Kite Runner karya Khaled Hosseini.

  4. Aku suka nih novel seperti ini, ada sisi sejarahnya dan membaca artikel ini tersadar kalau sudah lama sekali ngak beli novel atau buku secara fisik, lebih banyak baca buku digital. Terima kasih mbak atas reviewnya, langsung hunting novelnya.

  5. Aku suka sebenernya novel begini, tapi selalu deh kalau baca pasti aku nangis karena banyak kisah pilu nya. Tapi setelah baca ada banyak sekali pelajaran yg bisa diambil

  6. Berkali-kali banyak yang komentar The Kite Runner itu bagus banget sampai pengen dibaca berulang. Dan sedih juga. Jadi kayak pengen baca tapi harus siapin mental dulu

  7. The Kite Runner Salah satu buku internasional yang laris udah kebayang sebagus apa ceritanya. Kisah Amir saat peperangan dan pasca perang menarik banget nih. Setelah dewasa pasti Amir punya memori tentang masa kecilnya yang nggak mudah karena dibesarkan di tengah konflik peperangan

  8. Diskriminasi etnis hampir selalu terjadi dimana saja di penjuru dunia. Ada etnis2 tertentu, biasanya yang minoritas, akan mengalami perlakuan yang tidak adil. Novel ini banyak mendapat pujian berkat penuturannya yang apik dan menceritakan kondisi Afghanistan kala itu.

  9. buku khaled hosseini memang bagus-bagus semua yaa. aku sudah baca kite runner dan 2 buku lainnya. kalau buku ini paling ingat quote-nya Hassan ke amir yang “untukmu ke seratus kalinya”

  10. Saya belum keseluruhan bukunya, tapi saya sudah menonton filmnya. Memang ceritanya sangat menyentuh hati. Sedih, pilu dan ternyata seperti itu kehidupan orang-orang disana ya. Persahabatan yang ditawarkan hasan itu tulus cuma penerimaan amir kurang

  11. Wah kayaknya menarik nih, reviewnya gak kubaca full karena takut ada spoiler 🥲. Judul bukunya udah kucatat, siapa tahu nanti kalau udah kehabisan bahan bacaan buku aku bisa cari-cari dan baca buku ini hehe.

    1. Hihihi. Tenang Mbak, saya cuma kasih spoiler sedikittt banget kok. Tapi memang ceritanya menarik sih The Kite Runner ini. Agak-agak banyak juga plot twistnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *