Review Film: The Menu
Setelah sebelumnya menonton K-drama yang tegang, The Glory, film berikutnya yang saya tonton baru-baru ini adalah The Menu. Kali ini, film yang dibintangi oleh Ralph Fiennes, aktor kawakan asal Inggris dengan puluhan daftar filmnya, dan Anya Taylor-Joy, yang sebelumnya baru saja membintangi Amsterdam, akan membuat jantung kita terkaget-kaget.
- Pemeran: Ralph Fiennes (Chef Julian Slowik), Anya Taylor-Joy (Margot/Erin Mills), Nicholas Hoult (Tyler), Hong Chau (Elsa – Assistant Chef), Janet McTeer (Lillian – Food Critics), Reed Birney (Felicity), Judith Light (Anne), John Leguizamo (Movie Star)
- Kategori: Thriller
- Produksi: Hyperobject Industries
- Distribusi: Searchlight Pictures
- Tayang: 2022
The Menu: Undangan Makan ke Restoran Mewah di Pulau Eksotis
Menceritakan tentang perjalanan wisata kuliner eksklusif yang dihadiri oleh para orang ternama pilihan di sebuah restoran yang berada di pulau Hawthorn. Julian Slowik, pemilik restoran ini adalah seorang Chef terkenal saat itu. Ia mengundang sederetan orang-orang terkenal, mulai dari pengusaha, sekelompok petinggi sebuah perusahaan startup, kritikus restoran, hingga aktor kawakan. Namun di antara orang-orang penting itu, terselip juga seorang wanita biasa bernama Margot Mills, yang hadir karena diajak sang kekasih yang baru saja ditemuinya, Tyler.
Para undangan pun bergegas menaiki yacht mewah menuju Hawthorn yang ternyata dapat ditempuh hanya beberapa menit dari pulau utama. Setiba di sana, seorang kepala pelayan, Elsa, menyambut para tamu dan mengajak mereka berkeliling dan tour singkat sebelum menuju restoran. Para tamu pun dipertemukan dengan seorang staf yang sedang mengambil hasil laut, gudang-gudang penyimpanan makanan, hingga rumah sang Chef yang ada di pulau tersebut.
Margot, yang datang ke sana atas ajakan Tyler, awalnya sempat ditolak karena namanya tak ada di dalam daftar. Namun entah bagaimana akhirnya Elsa pun mengizinkan ia masuk dan bergabung bersama undangan lainnya menuju bangunan restoran yang bergaya modern dan mewah di tengah pulau.
Baca Juga: Review Film: Amsterdam
Acara Makan yang Unik nan Menegangkan
Acara makan bergaya fine dining pun dimulai. Sang chef memperkenalkan diri dengan gayanya yang dingin. Ia menegaskan kepada para tamu agar mereka menikmati semua masakan yang disajikan di acara ini dengan penuh perasaan. Satu per satu masakan dikeluarkan oleh para pelayan. Deretan juru masak profesional yang dikomandoi layaknya tentara pun memasak dengan teknik yang canggih dan penuh kehati-hatian.
Hidangan pembuka pun mulai dikeluarkan berupa potongan timun olahan berwarna hijau dan oranye yang ditutupi lembaran rumput laut berbentuk lingkaran. Dilanjutkan dengan hidangan berikutnya yang berbentuk seperti miniatur pulau dengan sentuhan-sentuhan seni yang unik. Para tamu terlihat santai berbincang sambil menikmati masakan yang disajikan. Sampai akhirnya mereka dikejutkan dengan hidangan keempat.
Suasana Makan Tak Lagi Menyenangkan
Seorang chef muda dipanggil menuju ke tengah ruangan oleh Slowik. Ia pun diajak berbincang tentang keinginan hidupnya. Para tamu menikmati adegan tersebut dengan tenang, kecuali Margot yang mulai merasa aneh dengan situasi yang ada di hadapannya. Keadaan menjadi sangat mengejutkan, ketika akhirnya sang chef muda mengambil pistol dari saku celemeknya dan menembak kepalanya sendiri di depan para tamu.
Beberapa orang mulai panik, tetapi sebagian lainnya meyakini bahwa adegan tersebut hanyalah sebuah adegan teatrikal yang disajikan oleh sang chef dan restoran untuk mempengaruhi nafsu makan mereka.
Hidangan berikutnya lalu disajikan. Para tamu mulai sadar bahwa mereka dalam keadaan bahaya saat mereka disajikan lembaran roti yang dicetak dengan aneka gambar berisikan dosa atau kecurangan yang dibuat oleh masing-masing tamu semasa hidupnya. Perselingkuhan, korupsi, dan aneka kejahatan lainnya. Suasana restoran tak lagi menyenangkan. Chef Slowik terus melanjutkan acara makan malam sesuai keinginannya. Seorang pengusaha tua yang berusaha untuk pergi dari restoran itu bahkan harus kehilangan jarinya karena dipotong paksa oleh pelayan chef. Para tamu akhirnya menyadari bahwa mereka adalah sandera di restoran tersebut.
The Menu: Apa yang sebenarnya Terjadi di Hawthorn
Lalu apa sebenarnya motif dari chef Slowik melakukan semua itu? Apa yang akan dilakukan Margo dan para tamu lainnya? Apakah mereka akan selamat atau berusaha pergi dari restoran tersebut?
Walau kadar horornya masih cukup jauh di bawah Squid Game, The Menu ini ternyata cukup menegangkan loh. Di film ini, kita akan banyak menyaksikan aneka masakan cantik khas masterchef dan adegan yang benar-benar mirip dengan acara masak memasak. Namun di luar itu semua, alur filmnya cukup membuat kita bertanya-tanya apa yang terjadi di Pulau Hawthorn tersebut. Margot dan tamu lainnya yang berusaha melarikan diri dengan berbagai cara tipu daya pada akhirnya harus kembali ke restoran.
Chef Slowik (Ralph Fiennes) sebagai aktor kawakan sukses menampilkan sosok chef dingin yang tegas dan disiplin. Begitu juga dengan Margot (Anya Taylor-Joy) yang terlihat judes dan pemberontak sangat cocok dengan perannya yang selalu berani melawan sang chef.
Menyinggung Fenomena Kehidupan Masa Kini
The Menu pada akhirnya memiliki beberapa pesan moral yang cukup menyentuh. Di beberapa adegan, ditunjukkan alasan Slowik menyusun semua rencananya ini. Ia ternyata ingin memberi pelajaran berkesan pada masing-masing tamunya. Contohnya ketika ia menyajikan roti bergambar 2 buah restoran yang kini sudah tutup akibat ulasan jelek yang ditulis oleh Lillian, sang Food Critics. Dan sekali lagi, tema balas dendam selalu berhasil menarik banyak penonton ternyata memang ya.
nih pilem lumayan thrilling.
menyindir kalangan jetset yg memuja menu2 seupriitt d resto mevvah ya😆
Nah.. betul Mbaa.. hi3, resto-resto mevvah dengan menu seujung kuku ya Mbak.. Gak cukup kalo ak makan model begitu hehehe Perlu disupply nasi dulu baru lega rasanya.
Aku udah nontttooooonn.
Psikopat banget ini pilem, tapi sindiran-sindirannya makjleb juga hahaha. Pas ending aku sempat melongo dikit, kaya “hah? Endingnya gini? Tragis amat”
Aku menyimpulkan kalau Chefnya itu dendam Mba sama orang2 yang dia undang. Karena ada satu part di mana dia cerita sama Margot. Kejam sih, dia yang dendam tapi stafnya kena juga.
Iya Mbaaa.. akhirnya ya ampuun, ga nyangka ternyata beneran tercapai ya cita-cita si chef.
Cara Margot untuk kabur pun keren ya, gak kepikiran deh.
Emang kejam sih pak chef ini, yang paling kasihan ya stafnya, udah mati-matian bersedia kerja sama dia, tapi akhirnya.. hix.
Aku juga dah nonton ya ampun ngeri pas tiba-tiba potong jari atau bunuh crew-nya sendiri. Asli akting chef dan si Margot keren. Juga suka banget lihat plating menu ala masterchef. Dan ending-nya…ga ngira
Iya Mbak, kukira ada sesuatu di masakannya. Tapi ternyata memang hidangan full course khas resto-resto mewah ya. Endingnya emang ga nyangka sih, tragis.
yaampun Voldemort! kayaknya saya belum pernah nonton film beliau selain Harry Potter, duh jadi penasaran nih. Openingnya ala-ala cerita detektif gitu ya, macam ceritanya Agatha Christie atau Sherlock. Menegangkan nih kayaknya.
jadi penasaran nih sama filmnya perpaduan film tentang masak memasak tapi thriller, pesan moralnya apa menyentil semua tamu ya dan bagaimana cara menyampaikannya
Jadi penasaran nih sama filmnya. Cuma sekarang agak menghindari adegan sadis wkwkwk, kmrn nonton the Glory aja langsung puyeng sama adegan2 brutalnya
Wah bahkan melalui menu bisa memberikan pesan untuk disampaikan kepada penikmatnya. Membaca dari ulasan di atas film ini wajib ditonton meskipun ada kesan menegangkan tapi sangat menarik untuk dinikmati di waktu senggang. Banyak pesan-pesan yang disampaikan dari film The Menu.
Menarik sepertinya film ini, perpaduan film tentang masak memasak tapi thriller, pesan moralnya apa menyentil semua tamu ya dan bagaimana cara menyampaikannya
Aku sukaa…aku sukaa..
Genre film yang seperti The Menu ini sangat menarik yaah.. Meski belum nonton, aku merasa ketegangan yang dituliskan dan membuatku pingin nonton juga. Sip sip…
Memang kita tuh kadang kudu diingetin dengan kesalahan yang kita buat melalui orang lain.
Yah, caranya gak literally kek di Film The Menu, tapi sebenernya ada banyak hal yang membuat kita belajar dari sebuah adegan di film.
Suka banget dengan film yang bertema kehidupan tapi belum punya waktu untuk menontonnya.. Masya Allah keren review nya
Suka banget dengan film yang bertema kehidupan tapi belum punya waktu untuk menontonnya.. Masya Allah keren review nya lengkap