Transportasi Publik di Jakarta
Issues & Lifestyles Menjelajah Bumi

Traveling Nyaman dengan Transportasi Publik di Jakarta

Libur telah tiba, Libur telah tiba, Hati..ku gembira.

Kira-kira itulah sepenggal bait lagu anak yang sering terngiang di telinga saya dulu hehe. Dinyanyikan oleh Tasya Kamila yang saat ini bahkan sudah berkeluarga, nada riang pun mengalun dan sedikit menghentak. Rasanya kita pun ikut merasakan senangnya.

Masa liburan sekolah memang dinanti-nanti oleh semua anak. Tapi di saat bersamaan, biasanya para orang tua pun kelimpungan mencarikan kegiatan untuk anak. Healing atau refreshing ke luar kota bahkan ke luar negeri tentu tak membutuhkan dana tak sedikit. Pun bepergian ke tempat semacam mall membuat dompet ingin memberontak. Saya termasuk salah satunya nih yang sedang bergelut dengan jadwal anak-anak. Membuat kalender kegiatan memang sudah dilakukan jauh sebelumnya. Tapi tak sedikit yang bergeser atau terpaksa diubah karena situasi dan kondisi.

Satu minggu berlalu, akhirnya tercetuslah ide baru untuk jalan-jalan menggunakan transportasi publik di Jakarta. Bisa ditebak, anak-anak sudah tentu senang sekali mendengarnya. Dalam bayangan mereka, pergi naik turun bis akan menjadi sesuatu yang seru. Yup, memang seru sih, setelah bertahun-tahun kebanyakan aktivitas kita hanya di seputaran rumah, kini akhirnya mulai kembali seperti semula. Gambaran transportasi umum saat ini juga nampaknya mulai membaik. Baik dari sisi pelayanan, variasi kendaraan, maupun rute dan waktu tempuh.

Baca Juga: 5 Tempat Wisata Outdoor Ramah Anak di Jakarta

Google Maps sebagai Teman Menjelajah

Cara memilih atau mengetahui transportasi publik di Jakarta bisa melalui Google Maps juga loh.

Sebelum bepergian, saya pun mulai menjelajah di Google Maps untuk mencari tahu rute kendaraan yang kami butuhkan nantinya. Tujuan kami kali ini adalah ke Perpustakaan Nasional Republik Indonesia alias Perpusnas. Lokasinya ada di Jalan Medan Merdeka Selatan No.11, Gambir, Jakarta Pusat. Memilih berbagai rute dengan sedikit transit atau berganti kendaraan pun sekarang kian mudah ya ternyata. Berikut beberapa langkah mencari rute kendaraan melalui Google Maps.

  1. Buka aplikasi Google Maps.
  2. Masukkan nama destinasi atau tempat tujuan.
  3. Masukkan asal lokasi.
  4. Pilih direction (arah).
  5. Pilih opsi gambar bus (Lihat gambar di atas dengan highlight kuning) untuk mencari informasi tentang kendaraan umum yang dibutuhkan menuju ke lokasi incaran.
  6. Voila! Sederet pilihan kendaraan pun akan muncul.
  7. Oh iya, kita juga bisa melakukan beberapa setting (pengaturan) mengenai jalur atau rute kendaraan yang kita pilih ya. Seperti, pilih rute dengan transit paling sedikit, pilih rute dengan jalan kaki paling sedikit.

JakLingko, Sistem Transportasi Publik di Jakarta

Setelah menentukan rute dan jenis bis yang akan kami naiki, saya, adik, dan anak-anak pun bergegas menuju halte di dekat rumah. Awalnya kami menduga bahwa kendaraan pertama ini adalah sebuah bis dengan nomor JAK84, tetapi ternyata kendaraan yang dimaksud adalah kendaraan minibus seperti mikrolet atau angkot yang disebut mikrotrans. Kode JAK84 sendiri memberi arti bahwa kendaraan ini tergabung dalam sistem JakLingko, sebuah manajemen transportasi Jakarta yang terintegrasi.

JakLingko sendiri nyatanya mencakup banyak jenis kendaraan dan rute. Mulai dari kendaraan kecil seperti mikrotrans, para bis feeder (pengumpan) hingga bis TransJakarta. Dengan JakLingko sistem pembayaran, rute, dan pengelolaannya tergabung dan terkoordinasi dengan baik.

Naik Mikrotrans (Foto: Dokumentasi Pribadi)

Saat ini, cukup dengan sebuah kartu JakLingko, pengguna mikrotrans dikenakan biaya Rp 0,- rupiah alias gratis. Selain itu, kartu elektronik seperti e-money dari Bank Mandiri, brizzi dari Bank BRI, Flazz dari Bank BCA, ataupun Jakcard dari Bank DKI juga dapat digunakan pada berbagai moda transportasi, seperti bis pengumpan dan TransJakarta.

Selang beberapa saat, tampaklah sebuah minibus berwarna biru muda berhenti di halte tempat kami berdiri. Kami pun bergegas menaiki kendaraan. Formasi duduk di dalam mikrotrans layaknya angkot atau kendaraan umum lain, yakni berupa bangku panjang di sisi kanan dan kiri mobil berkapasitas 6 dan 4 orang. Anak-anak pun sangat antusias di dalamnya. Dengan pandangan penuh rasa penasaran, mereka menelisik ke seluruh sudut kendaraan yang kami tumpangi.

Berinteraksi dengan Berbagai Macam Penumpang

Seorang ibu tua pun menyapa anak-anak kami dan menanyakan beberapa pertanyaan ringan seperti tujuan dan lainnya sambil tak lupa mengisahkan beberapa pengalaman hidupnya. Tampak pula sopir mikrotrans yang berusia cukup lanjut namun gesit menyetir laju mobilnya. Beliau dengan sabar juga menanggapi beberapa pertanyaan dari penumpang. Beberapa orang terlihat naik dan turun sepanjang perjalanan. Sebuah suasana yang mungkin terbilang jarang dinikmati oleh anak-anak.

Teringat bahwa dulu semasa saya kecil, menaiki angkot seperti mikrolet dan KWK, terkadang membawa kesan yang menegangkan. Para sopirnya yang ugal-ugalan tak lupa diikuti sapaan yang terdengar seperti teriakan-teriakan sepanjang perjalanan. Pengamen, tukang palak, dan pencopet yang kadang ikut naik dan menjalankan aksinya. Hiii.. Sebuah pengalaman yang tak enak dikenang. Namun kini sepertinya keadaan sudah jauh membaik. Transportasi publik di Jakarta memang sudah banyak berbenah.

Berganti Kendaraan ke TransJakarta Melalui Terminal Kampung Melayu

Setelah sampai di sebuah terminal bernama Kampung Melayu, kami pun bergegas turun dan pindah ke halte TransJakarta. TransJakarta adalah sebuah moda transportasi yang juga dikenal dengan sistem BRT (Bus Rapid Transit). TransJakarta menyediakan bis-bis yang terintegrasi dengan jalurnya yang khusus dan tepisah. Jumlah armada yang cukup banyak, dengan waktu perjalanan yang lebih terukur dibanding kendaraan lainnya. Hanya dengan Rp 3.500, kita bisa berkelana ke berbagai sudut ibukota selama belum keluar dari halte atau terminal pemberhentiannya.

TransJakarta – Salah satu moda transportasi publik di Jakarta (Foto: Dokumentasi Pribadi)

Bis inilah yang dinanti oleh anak-anak. Mereka begitu antusias memasukinya. Seketika setelah duduk di dalamnya, wajah-wajah ceria dan celoteh anak bungsu dan sepupunya terus terdengar. Terlihat beberapa tanda yang tertempel pada kaca menjelaskan apa saja yang tak boleh dilakukan di dalam bis TransJakarta. Di antaranya makan dan minum, berbicara, merokok, membawa hewan peliharaan, dan senjata tajam. Beberapa kursi berwarna merah muda memberi tanda bahwa tempat tersebut diperuntukkan bagi penumpang prioritas, yakni ibu hamil dan lansia.

Salah Bis Berujung Beberapa Kali Transit

Sesaat setelah mengamati papan penanda yang menjelaskan lokasi halte pemberhentian berikutnya, saya dan adik pun tersadar bahwa kami salah menaiki bis. Bis yang seharusnya kami naiki sebenarnya berkode 5M, namun saat ini kami berada di bis 5C hehe. Segera kami membuka ponsel dan kembali menelusuri jalur singgah terdekat untuk pindah bis. Anak-anak pun bingung namun tetap semangat mengikuti panduan kami. Ternyata kami harus melewati 2 tempat transit lagi.

Di bis kedua nampak wajah anak sulung yang sudah mulai ditekuk. Sepertinya ia mulai kelelahan. Jalur yang kami lalui memang termasuk padat. Setiap bis yang lewat selalu penuh dan akhirnya kami pun sedikit memaksa masuk. Berdiri di dekat pintu masuk dan di tengah himpitan penumpang yang beragam, anak bungsu dan sepupunya tetap masih menikmati perjalanan mereka. Namun tidak dengan anak sulung yang sudah berkali-kali menyenderkan kepalanya ke tiang pegangan.

Fenomena penumpang muda yang pura-pura cuek atau tidur di dalam kereta pun kami alami sendiri. Dari sekian banyak pria muda segar bugar yang terlihat duduk dan menikmati bangku bis, tak ada satu pun yang menawarkan tempat duduk untuk anak-anak kecil yang berdiri di sekitarnya hehe. Sedikit kecewa namun karena saya bukan orang yang gemar memancing keributan, saya pun memilih menenangkan anak sulung. Barulah ketika tiba di sebuah pemberhentian dan seorang pria bangkit keluar bis, seorang pria di sebelahnya segera memanggil anak sulung saya untuk segera duduk di kuris yang ditinggalkan. Fiuuhh.. Drama hilang seketika.

Akhirnya Tiba di Perpusnas

Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Foto: Dokumentasi Pribadi)

Setelah menempuh hampir 2 jam dari Kalimalang menuju Perpusnas, kami pun tiba di halte tujuan. Kami lalu berjalan kaki sekita 100 meter untuk mencapai gedung Perpusnas. Walaupun ekspedisi kami kali ini terbilang lebih panjang dari cita-cita awal, tetapi setidaknya meninggalkan kesan tersendiri bagi anak-anak.

Nah, kira-kira berikutnya ke mana lagi ya teman-teman? Ada ide atau referensi perjalanan di dalam kota yang asyik? Yuk, sharing di kolom komentar.

38 thoughts on “Traveling Nyaman dengan Transportasi Publik di Jakarta

  1. Seru sekali yaa kak perjalanannya. Jujur saya yang tinggal kerja di wilayah Jabodetabek jarang sekali naik Trans Jakarta. Jadi kalo ditanya tentang arah ataupun rute tentu saja tidak tau menahu xixie tapi semoga kedepannya mulai mencobanya 😀 thanks ya ka sudah sharing

    1. Hi3 betul Kak.. menurut saya pun seru.. Selama perginya bukan di jam-jam sibuk, naik transportasi publik di Jakarta ini sudah nyaman rasanya 😀

  2. Wah, naik transportasi umum seperti bus atau transjakarta memang seru bagi anak-anak, asal tidak terlalu berdesakan. Saya sendiri sudah lama tak pernah melakukannya.

    Keren euy,, pikniknya ke perpusnas….

  3. Wah seru banget liburannya. Kalau dipikir-pikir sudah lama sekali tidak bepergian menggunakan kendaraan umum. Jadi tertarik buat mencoba menggunakan kendaraan umum lagi hihi. Memang akan menjadi pengalaman yang menarik!

  4. Pengen jalan-jalan ke jakarta, tapi sayangnya belum ada waktu senggang’….
    Next time, siapa tau bisa traveling juga kesana.. Thank you ulasannya.

  5. Saya pernah lihat mikrotrans, angkot dengan sistem JakLingko. Kesan pertama saya saat lihat, wah bersih ya berbeda dengan angkot pada umumnya. Cuma saya belum pernah coba naik mikrotrans. Sepertinya menyenangkan.

  6. Wah menarik kayanya nih, salah satu moda transportasi yg bagus utk mengurangin kemacetan di jakarta & jd hemat ongkos juga..

    Trims udah sharing ya..

  7. Seru…seru… liburan yang bermanfaat ya mba. Jadi pengen kapan ada waktu mencoba juga naik tranportasi umum di ibu kota trus ke tempat² seru seperti perpustakaan, musium atau zoo. Bawa anak2 pasti mereka juga bakal senang

    1. Iya Mbak.. Ternyata liburan di dalam kota pun sudah seru. Mencoba hal-hal yang jarang dilakukan hehe.. Anak-anak pun selalu menanti petualangan berikutnya..

  8. Menyenangkan!
    Petualangan naik bis TAYO, hehhee.. Keadaan di dalam bis yang tidak sesuai dengan ekspektasi ini memang jadi pelajaran penting bagi kita yaa, kak.. Bagaimana seharusnya saat naik bis yaitu dengan peduli terhadap sekitarnya.

      1. Kalau gak naik JakLingko, jadi gak bisa belajar mengenai pentingnya membangun empati yaa..
        Jadi pingin ikutan berpetualang juga bersama anak di hari libur menggunakan transportasi massal. Di Bandung, kami naik bis bandros. Tapi semua duduk, karena bis wisata. Huhu…kurang menantang, sepertinya.

  9. Terus diperbaharui sarana transportasi yg efektif dan bisa mengurangi jumlah kendaraan di ibu kota. Kadang pengen juga ada krl atau mrt di Semarang, biar lebih mudah .. Tapi ini keren juga sih, ada bus yg lebih nyaman lagi..

  10. Dulu waktu tinggal di Jakarta, saya juga suka memanfaatkan hari libur dengan menjajal transportasi Jakarta. Untungnya saya selalu punya hari libur saat weekdays. Saya biasanya ambil jam sesudah jam hectic orang berangkat dan sebelum pulang kantor. Lumayan bisa jajal KRL ke Depok, Bekasi, Bogor. Nyobain bus tingkat Jakarta. Nyobain Transjakarta ke rute yang belum pernah. Nyobain kereta bandara. Sayangnya saya pindah kota pas MRT udah jadi. Entar kalo ke Jakarta mau nyobain MRT dan yang baru-baru lainnya.

  11. Ssbelum menikah aku suka pakai transportasi umum dan kesenanganku ini salah satunya adalah karena kenal dngan berbagai macan tipe orang

    Iya sih aku sering nyasar juga hahaha tapi jadi petualangan menyenangkan. Asal badan fit. Duh perpusnas kapan bisa kesana

  12. Wait Mbak….itu tadi larangan setelah naik bus Transjakarta gak boleh berbicara? Maksudnya berbicara keras² gitu? Atau gimana itu, Mbak?

    Terus aku ingin tanya kenapa salah naik bis? Harusnya 5M jadi 5C, Mbak? Biar tidak salah harus lihat dimana ya? Aseli Mbak aku penasaran juga lo pengin naik transportasi umum gini. Anakku pengin naik tayo katanya😄

  13. Wah semoga transportasi publiknya makin bagus jakarta, maupun kota lainnya, gowa jg ada bus.y sekarang, gratis lagi, tp makassar pernah ad cuma kek nggak jalan

  14. Seru ya naik transportasi umum tapi udah modern Kaya di Jakarta. Moga makin baik pelayanannnya. Anak juga pasti senang diajak jalan-jalan, sambil dikenalkan dengan berbagai jenis transportasi di Indonesia

  15. Membayangkan naik transportasi umum dari ujung je ujung sambil bawa anak anak.sungguh luar biasa.Pengalaman yang pasti amat berkesan buat anak anak

  16. seru banget jalan-jalan naik transportasi umum. sayangnya di indonesia budaya jalan kaki cukup jarang ya. padahal saya suka kalau jalan-jalan tuh jalan kaki trus naik angkutan umum pasti seru deh

  17. Aku ingat zaman masih kerja praktik di Cikarang, tiap weekend mainnya ke Jakarta. Di sana ketemu temen-temen kuliah atau sekolah dulu, ke mana-mana ya naik TJ aja. Agak takut sebenernya karena belum pernah ngider sendirian naik Trans Jakarta, alhamdulillah gak pernah ngalamin kejadian aneh-aneh.

  18. Wah, dr kmarin” udah pingin ngajak anak naik transportasi umum.. Tp waktunya yg belum ada nih.. Memang harus cari waktu luang yg pas ya buat ngajak anak..

  19. Wah seru ya ngajak anak jalan-jalan dengan bus seperti ini. Tapi saya tidak berani seperti ini, soalnya saya mabok kalau naik bus

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *