Warung Tuman
Menjelajah Bumi

Warung Tuman, Restoran Minang Jawa di BSD Tangsel

Setelah sekian lama tidak berburu tempat makan unik, saya dan teman-teman pekan lalu menyempatkan diri untuk kembali melakukan hal ini. Yup, salah satu kesamaan saya dengan sahabat-sahabat saya ini adalah senang mencoba kuliner baru di Jakarta dan sekitarnya. Rasanya apa saja yang terlihat menarik dan enak itu layak untuk dicoba. Kali ini, salah satu teman pun memberi referensi sebuah tempat bernama Warung Tuman di sekitar BSD.

Dari namanya yang lucu, saya pun bergegas mengintip aplikasi pemetaan yang biasa digunakan. Warung Tuman ternyata sebuah tempat makan dengan konsep tradisional yang berlokasi di Jalan Ciater Tengah, Serpong, BSD. Jarak tempuh dari tempat tinggal kami di Jakarta Timur kurang lebih akan memakan waktu 1 jam jika menggunakan kendaraan roda empat. Kami akan diarahkan untuk melalui tol lingkar luar yang kemudian bersambung dengan tol Bintaro dan BSD.

Perjalanan Kaki Menuju Warung Tuman

  • Alamat: Jl. Ciater Tengah, RT.4/RW.07, Ciater, Kec. Serpong, Tangerang Selatan, Banten
  • Waktu Operasional: Selasa – Jumat, 9.00 – 17.00 & Sabtu – Ahad, 8.00 – 17.00 WIB
  • Makanan dan Minuman: Mangut Pari Asap, Dendeng Batokok, Telur Dadar Gaek, Wedang Jahe, Kopi Gula Aren, Es Jeruk, dan lain-lain
  • Harga: 12K – 40K

Warung Tuman sendiri ternyata adalah tempat makan unik yang menghadirkan suasana khas perkampungan. Berada tepat di tengah-tengah pemukiman warga, teman-teman akan disuguhkan suasana spesial yang mirip seperti saat sedang berada di kampung halaman.

Jika teman-teman menuju ke Warung Tuman menggunakan kendaraan roda empat atau mobil, maka umumnya teman-teman menuju ke sana melalui Jl Wana Kencana. Jalurnya memang agak menantang karena kita harus menyeberangi sebuah jembatan kecil dengan lebar hanya untuk satu mobil sebelum lalu diarahkan menanjak curam menuju beberapa lahan parkir lokal.

Akses menuju Warung Tuman
Akses menuju Warung Tuman, BSD, melewati jalan perkampungan (Foto: Dokumentasi Pribadi)

Setelah parkir, perjuangan menuju tempat makan ini pun nyatanya belum usai ya teman-teman. Karena dari sana kita masih perlu berjalan kaki sekitar 300 meter menuju lokasi tujuan. Dan yang cukup mengagetkan, saat berjalan kita akan melewati sebuah lahan pemakaman umum (TPU) yang berseberangan dengan sebuah lapangan. Tak jauh dari sanalah Warung Tuman berada.

Baca Juga: Sunmori ke Kafe Asyik di Gunung Batu, Bogor

Masakan khas Minang Jawa

Memasuki area Warung Tuman, suasana ala pedesaan pun mulai tampak. Halaman depan dipenuhi dengan pepohonan bambu yang sudah ditata sedemikian rupa. Beberapa lampu gantung terlihat melintang ke sana dan kemari membuat wajah Warung Tuman terlihat semakin estetik.

Penasaran dengan makanan dan minuman di sana, kami pun bergegas menuju tempat memesan makanan yang menyajikan beberapa wajan-wajan besar dengan masakannya. Karyawan di sana menjelaskan bahwa masakan di Warung Tuman sendiri mengadopsi masakan jenis Minang Jawa. Jujur, saya pun baru kali ini mengenal jenis masakan ini. Perpaduan makanan Minang dengan Jawa tentu menjadi jawabannya.

Masakan khas Minang Jawa
Aneka Masakan khas Minang Jawa (Foto: Dokumentasi Pribadi)

Beberapa menu yang bisa dipilih adalah Mangut Pari Asap, Nila Cabalatuik, Dendeng Batokok, Ayam Kampung Goreng, Tumis Bunga Pepaya, aneka gorengan, dan masih banyak lagi lainnya. Untuk minuman, aneka sajian tradisional seperti Wedang Jahe, Susu Jahe, Kopi Gula Aren, dan sebagainya siap menemani kita di Warung Tuman. Ke semua makanan dan minuman ini bisa dipesan langsung kepada karyawan yang berada di kios-kios kecil yang terbuat dari bambu.

Saya sendiri kemarin sempat memesan Dendeng Batokok, Tumis Bunga Pepaya, dan aneka gorengannya yang memang cocok di lidah. Tak lupa saya mengambil beberapa potong kerupuk putih untuk menambah nikmatnya momen makan siang ini. Untuk minuman, pilihan saya kali ini jatuh pada Wedang Jahe yang sepertinya pas untuk menghangatkan kerongkongan.

Dilihat dari segi porsi, masakan di Warung Tuman ini terbilang cukup besar loh. Contohnya ketika seorang teman memesan Telur Dadar Gaek yang akhirnya bisa dinikmati bersama oleh 3 orang. Begitu juga dengan Tumis Bunga Pepaya yang cocok untuk dijadikan lauk makan tengah alias makan bersama-sama.

Ornamen-Ornamen Unik yang Menambah Unik Suasana

Suasana Warung Tuman
Suasana tempat makan di Warung Tuman, BSD (Foto: Dokumentasi Pribadi)

Berjalan menuju kasir, kita juga akan dipertemukan dengan aneka camilan yang dapat dipesan. Tahu Goreng, Tempe Mendoan, hingga Otak-Otak adalah beberapa snack menarik menurut saya. Tak lupa jejeran kaleng-kaleng kerupuk berwarna biru yang seakan memanggil-manggil untuk diambil isinya, kerupuk putih dan coklat muda untuk ikut memeriahkan acara makan bersama kita.

Pemilik tempat makan ini jelas telah memiliki konsep yang detail saat mendekorasi area resto-nya. Saung-saung bambu dan aneka tempat duduk kayu yang disebar di seluruh area resto dikelilingi pepohonan dan tanaman-tanaman khas rumah. Tak lupa kurungan ayam beserta isinya yang menambah uniknya suasana santap siang di sana. Seru!

Buah dan Jajanan Sebelum Pulang

Oh iya, saat akan menuju ke tempat makan ini, saya sempat melihat beberapa kios yang menjual hasil kebun dan camilan milik warga sekitar. Teman-teman bisa menemukan buah-buahan seperti pisang, cempedak, beserta aneka macam keripik yang dapat dibeli sebelum pulang. Para penjajanya pun beragam, mulai dari anak muda hingga nenek dan kakek yang cukup lanjut usia. Hal ini menurut saya cukup patut diapresiasi karena berarti pengelola Warung Tuman ikut membuat masyarakat yang tinggal di sekeliling tempat ini berdaya bersama.

Gimana? Tertarik makan di Warung Tuman?

Teman-teman bisa lanjut intip detailnya di laman Instagram Warung Tuman juga ya di sini.

66 thoughts on “Warung Tuman, Restoran Minang Jawa di BSD Tangsel

  1. Ini konsepnya unik dan menarik memang ya. Pertama tahu namanya Jawa banget , arti tuman itu kebiasaan dalam bahasa Jawa, eh menunya Minang. Sudah sering lihat reviewnya seliweran di medsos, kepo banget, sering juga main ke area BSD , tapi pak suami masih enggan ke sini karena mobil kami berukuran besar, jadi dia udah males duluan waktu saya bilang perjalanan menuju warung Tuman kwkwkw, mungkin parkir dimana gitu baru naik ojol kali ke sini nanti hihihi

    1. Wah iya Mbak. Area parkirnya memang agak menantang di sini. Saya pun sempat deg-degan, karena harus menyeberangi jembatan kecil dan lanjut nanjak curam. Tapi Alhamdulillah kemarin aman sih sampai sana hehehe.

  2. Pernah baca juga nih tentang Warung Tuman. Sepertinya cukup reccomend ya, teman saya pernah nulis juga di blognya. Boleh lah buat agenda weekend-weekend ke depan, mampir ke sana..

  3. Kalau hujan, Warung Tuman tetep bisa dikunjungi kah?
    Rasanya nyaman banget ya.. makan di area pedesaan. Berasa rindu suasana tenang apalagi di kawasan BSD.
    Semoga Warung Tuman terus sukses dan berjaya mempertahankan konsepnya.

    Btw, juara sih.. masakan nusantara.
    Aku suka juga dendeng batokok.

    1. Ada banyak tempat yang bentuknya pondokan sih Kak, jadi sepertinya tetap aman ya waktu hujan. Hanya perjalanan menuju ke parkirannya saja, perlu siap-siap payung berarti hehehe.

  4. kalau suasana warungnya ala-ala desa begini emang rasanya pengen balik lagi ya mba..apalagi kalau makanan cocok di lidah, udah suasana seger dan makanan pun nikmatt..alhamdulillah

  5. Dulu pernah tinggal di BSD. Saat itu sepertinya belum ada Warung Tuman ini. Yaaah kenapa baru ada saat saya udah pindah kota? Hiks.hiks. Entar kalau main ke Jakarta mau nyobain ah melipir ke BSD terus makan di sini.

  6. Sebelum baca tulisan ini, pernah lihat IGS teman yang review nih warung. Suasananya emang enak banget ya terus peralatan makannya juga unik, ala- ala jaman dahulu

  7. Pesona Warung Tuman ini juga sampai di Lampung daerah saya. Memang konsepnya sangat keren dan menginspirasi. Sederhana dan mengangkat kuliner lokal. Kios yang menjajakan hasil bumi masyarakat lokal juga menunjukkan bahwa konsepnya benar-benar support warga lokalnya.

  8. Tempatnya bikin betah, menunya juga bikin ingat masakan rumah. Pastinya cocok nih untuk makan bersama keluarga sekalian family time. Apalagi ditambah ornamen-ornamen unik yang ada di tempat makan. Makan pun ga perlu buru-buru, bisa makan dengan nikmat dan santai. Asik banget!

  9. Namanya unik kalau dalam basa Sunda tuman artinya kebiasaan. Suasananya juga terlihat sangat menyenangkan, palagi menunya duuuhhhhh dijamin gagal diet ini mah.

  10. Agak gagal fokus sama nama restorannya, apalagi buat aku yang orang Sunda. Lihat suasananya pasti bikin berlama-lama disana karena nyaman banget

  11. Wiiihh kok lucuuu suasana restonya, adem bikin betah. Menu masakan Minang buatku nggak ada yang nggak enak, semua menggugah selera. Asik bgt ya ada yang kaya gini di Tangsel, surga kulineeerrrr…

  12. enak banget kayaknya, susananya, liat masakan di wajan besar gitu serasa mau makan di rumah mbah yang lagi mau adain kenduri. masakan nusantara emang top, enak dimakan tapi males masaknya, wkwkwk. so makan yang udah tinggal makan emang paling bener 😀

  13. Dari namany kukira ini warung Jawa karena ‘Tuman’ adlh bahasa Jawa yg artinya ingin/mau lagi dan lagi . Jadi mungkin warung Tumsn ingin pelanggannya merasakan kenikmatan makan di warung itu hingga Timan datang lagi dan lagi..hehe…

  14. Wah, suasana di restoran ini begitu menggemaskan, sangat nyaman dan membuat saya betah. Semua hidangan Minangkabau di sini benar-benar lezat, semuanya menggugah selera. Sungguh menyenangkan memiliki tempat seperti ini di Tangsel, benar-benar surganya kuliner!

  15. Masakan minang ini memang ga pernah gagal di lidah. Nanti kalo mampir ke BSD pengen coba juga makan bareng keluarga di Warung Tuman. Tempatnya cakep dan tradisional nuansanya.

  16. Wah kerenn masakan minang bisa dinikmati di daerah jawa.. Karena aku yg orang minang pastinya bangga melihat ini,hehehe.. Btw, makanan dendeng batokok, rendang, gulai tunjangnya kalo ada bisa tuhh dicobain juga…

  17. Keren nih khas Minang Jawa berada di Tanah Sunda, lengkap nih jadi image bhineka tunggal Ika jadinya ya. Hehe…
    Makanannya terlihat menggiurkan tuh. Jadi pengen…

  18. Namanya unik, ya, Warung Tuman. Enak kayanya makanan di sana. Apalagi saya suka rendang. Makanan khas Jawa dan Minang ada di Warung Tuman . Ornamennya juga unik, piring makannya khas zaman dulu.

  19. Kayaknya enak banget mba, apalagi ini pas lagi lapar-laparnya, hehe

    Harganya juga nggak terlalu mahal ya mba. Jadi nggak khawatir kalau ngajak keluarga makan di sini. Tempatnya juga luas.

  20. Wah unik ya mbak, penasaran dengan rasa masakan minang Jawa, Biasanya minang identik dengan rempah yang melimpah dan rada pedas, sementara masakan jawa ada rasa manis manis gitu ya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *